Saturday, June 29, 2013

SEJARAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN INDONESIA



Sebelum Kemerdekaan
   A.       Masa Penjajahan Inggris
Awal abad 19 (tahun 1811 - 1816) mulai dikenal adanya ’Landrent’ dengan ketentuan:
Semua tanah milik pemerintah
Rakyat membayar sewa (rent) kepada Pemerintah
Biaya sewa dibebankan kepada desa, dan besarnya berkisar a ntara ¼  s.d ½  % hasil bumi
SEJARAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN INDONESIA
SEJARAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN INDONESIA
   B.       Masa Penjajahan Belanda
Antara tahun 1816 - 1941, adanya landrent yang merupakan penerusan dari kebijakan yang dilakukan oleh Inggris. Pada periode ini dibuat berbagai peraturan dalam organisasi landrent dengan ordonansi-ordonansi misalnya ordonansi landrent tahun 1939. Yang menjadi obyek pajak adalah tanah milik adat, sehingga pada waktu itu tanah dibedakan menjadi tanah milik adat dan tanah hak barat sehingga  dikenal adanya Verponding dan Verponding Indonesia.
Sistem pajak yang berlaku adalah:

1.  Hasil bersih penahun
2. Klasifikasi tanah
3. Persentase pajak
4. Dikenakan per bidang tanah

C.  Masa Penjajahan Jepang
Antara tahun 1941 - 1945
Pada periode ini dikenal adanya pajak yang merupakan penerusan kebijakan landrent ordonansi tahun 1939.

Setelah kemerdekaan

Pada periode ini dapat dibsdakan msnj adi bebsrapa periode:

1.       Periode 1945 - 1949
Pada periode ini diksnal adanya pajak bumi yang msrupakan psnsmsan ksbijakan pajak
sebelumnya.
2.       Periode 1949 - 1951
Pada periode ini wilayah RI dihapus dan wilayah federal ditemukan.
3.       Periode 1951 - 1959
Pada periode ini ada mosi komunis, dsngan undang-undang Nomor 14 Tahun 1951 dihapus mengenai Pajak Bumi dan diganti dsngan Pajak Penghasilan Atas Pertanian, jawatannya tstap dan tugas administrasi tanah dilakukan olsh Jawatan Psndaftaran dan Pajak Penghasilan Milik Indonesia.
4.       Periode 1959 - 1994
Pada periode ini maka kita ksmbali ks Undang Undang Dasar 1945. Dsngan Undang- undang Nomor 11 Pro tahun 1959 tanggal 16 September 1959 juncto Undang-undang Nomor 1 tahun 1961 Pajak Bumi dihidupkan lagi dsngan nama Pajak Hasil Bumi (PHB).
Pada tahun 1960 lahirlah Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tsntang Pokok-pokok Agraris (UUPA), pada periode ini tidak ada dualisms hak tanah, ssmua tanah hanya tunduk/diatur dalam satu hukum. Pada tahun 1965 nama PHB diganti menjadi IPEDA (Iuran Pembangunan Dasrah)
Berdasarkan SK Presidium Kabinet Ampera Nomor 87/U/Kep/4/67 tanggal 10 April 1967 Verponding Indonesia dibskukan pemungutannya dan dialihkan ke IPEDA.
Setelah tahun 1967 IPEDA bsrksmbang menjadi 5 sektor, yakni:

1. Pedesaan
2. Perkotaan
3. Perkebunan
4. Pertambangan
5. Kehutanan

Dengan demikian maka masalah yang timbul berikutnya adalah:

a. Sistem pajak kebendaan tidak sesuai dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat
b. Satu bidang tanah/bangunan dikenakan berbagai jenis pajak, terjadi pemungutan pajak yang turnpang tindih dan tidak jelas .
c. Beban ganda/memperberat beban masyarakat
d. Pelaksanaannya tidak efektif

Berdasarkan semua alasan tersebut diatas, maka pada tahun 1985 lahirlah undang-undang mengenai Pajak Bumi dan Bangunan, yakni Undang-undang 12 tahun 1985 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1986. Berdasarkan Undang-undang tersebut diatas, maka hanya .ada satu-satunya pajak yang dikenakan terhadap Bumi dan Bangunan. 

Oleh karena itu, Pajak Bumi dan Bangunan disusun sebagai pengganti:

   a.       Ordonansi Pajak Rumah Tangga Tahun 1906
   b.      Ordonansi Verponding Indonesia 1923
   c.       Ordonansi Vexponding 1928
   d.      Ordonansi Pajak Kekayaan 1932
   e.      Ordonansi  Pajak jalan 1942
f   f.   Undang-undang Darurat Nomor 11 tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah. Pasal 14 huruf  j, k dan 1.
   g.       Peraturan Pemerintah pengganti Undang undang Nomor 1 tahun 1959 tentang Pajak Hasil Bumi 

Periode 1994 - sekarang
Dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian hukum dan keadilan, Serta menunjang kebijaksanaan pemerintah menuju kemandirian bangsa dalam pembiayaan pembangunan, pemerintah menyempurnakan Undang-undang No. 12 tahun 1985 dengan Undang-undang No. 12 tahun l994.


Sumber : buku "PERPAJAKAN INDONESIA" Teori dan Aplikasi
oleh : MULYO AGUNG
Penerbit : DINAMIKA ILMU




Pengertian dan dasar Hukum Pajak Bumi Dan Bangunan



Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap obyek pajak berupa bumi dan /atau bangunan. Pajak  ini merupakan pajak pusat dimana presentase pembagian hasil penerimaannya sebagian besar dialokasikan ke daerah. Seiring dengan perkembangan zaman, maka Pajak Bumi dan Bangunan yang ada sekarang ini mengalami kemajuan menuju terciptanya suatu sistem perpajakan yang adil, sederhana, dan memiliki kepastian hukum. 
Pengertian dan dasar Hukum Pajak Bumi Dan Bangunan
Pajak

Dasar hukum Pajak Bumi dan Ban gunan, antara lain:

1. Undang-undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2000 tentang Penetapan Besarnya Nilai jual Kena Pajak untuk Penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2000 tentang Pembagian Hasil Penerimaan PBB antara Pemerintah Pusat dan Daerah

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523/KMK.04/1998 tentang Klasifikasi dan Besarnya N] OP sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

5. Keputusan Memeri Keuangan Nomor 201/KMK.04/2000 tentang Penetapan Besarnya Nilailual objek Pajak Tidak Kena Pajak

6. Keputusan. Direktur Jenderal Pajak Nomor 04/PJ.6/ 1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan, dan Penilaian Obyek dan Subyek PBB dalam rangka Pembentukan dzin atau Pemeliharaan Basis Data SISMIOP

7. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 16/PJ.6/1998 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.

8. Petunjuk Pelaksanaan Iainnya. 

Sumber : buku "PERPAJAKAN INDONESIA" Teori dan Aplikasi
oleh : MULYO AGUNG
Penerbit : DINAMIKA ILMU
 

Sunday, June 16, 2013

Pentingnya Komunikasi Nonverbal Dalam Bisnis



Komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstruktur. Namun, komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar daripada komunikasi verbal. Isyarat-isyarat komunikasi nonverbal adalah sangat penting terutama untuk menyampaikan perasaan dan emosi seseorang.

http://become-teacher.blogspot.com/
Pentingnya Komunikasi Nonverba
Apa kebaikan atau keunggulan dari komunikasi nonverbal? Salah satu kebaikan komunikasi nonverbal adalah ke sahihannya  (reabilitas). Hal ini berkaitan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesanpesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata dari pada menggunakan gerakan tubuh (bahasa isyarat). Komunikasi dengan menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan daripada dengan menggunakan bahasa isyarat (gerakan badan/tubuh) atau ekspresi Wajah. Hal ini disebab  oleh sifat komunikasi nonverbal yang spontan. Ketika seseorang mendengar berita yang menyenangkan, ekspresi wajab seseorang nampak cerah ceria, seolah-olah tanpa beban. Namun, bila seseorang mendengar berita yang kurang :nenyenangkan yang menyangkut diri sendiri, keluarga, atau teman karib, maka dengan cepat ekspresi wajah seseorang akan mudab berubah menjadi murung, lesu, lemah, tak bergairah, seolah-olah hampa dunia ini.

Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang clapat mendeteksi Lecurangan atau rnenegaskan kejujuran orang lain. Maka, tidaklah mengherankan bila seseorang lebih percaya pada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal. Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal (seperti tulisan). Namun, ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa yang sedang terjadi pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi Wajahnya. Manakala wajah seseorang murung atau cemberut, maka dapat diduga bahvva seseorang sedang menghadapi suatu masalah, mungkin masalah pribadi, keluarga, atau masalah bisnis di kantornya. 

Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audiemjuga dapat menangkap artinya dengan cepat. 

Coba perhatikan para petugas penyaji makanan dan minuman (dalam bahasa jawa disebut sinoman) di suatu acara resepsi yang sedang melakukan tugasnya. Pada umurnnya mereka merniliki bahasa-bahasa isyarat tertentu yang dapat dipahami oleh teman-ternan rnereka untuk menunjukkan tempat-tempat mana yang sudah maupun yang belum mendapat jamuan makanan atau minuman. Contoh lain, kerika seorang karyawan berusaha rnemanggil temannya yang sedang asyik mengobrol di suatu tempat yang agak jauh. Ia dapat menggunakan isyarat nonverbal seperti bertepuk tangan sambil melambaikan tangan untuk memanggil temannya tersebut.  

 OLEH :DRS DJOKO PURWANTO, M.B.A

Komunikasi bisnis
Kumunikasi bisnis


Thursday, June 13, 2013

KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL



 OLEH :DRS DJOKO PURWANTO, M.B.A

Komunikasi Verbal

Apa yang dimaksud dengan komunikasi verbal? Komunikasi verbal (verbal communications) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyarnpaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak Iain melalui tulisan maupun lisaan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik.
Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal
Dalam dunia bisnis dapat dijumpai berbagai macam contoh komunikasi verbal, misalnya:

Ø  Mernbuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak pernbayarannya.
Ø  Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain.
Ø  Membuat dan mengirirn surat konflrmasi barang kepada pelanggan.
Ø  Membuat dan mengirim Surat pemesanan barang (order) kepada pihak lain.
Ø  Membuat dan mengirim surat aduan (claim) kepada pihak lain.
Ø  Membuat dan mengirim surat permintaan barang kepada pihak lain.
Ø  Membuat dan mengirim surat penolakan kerja.
Ø  Membuat dan mengirim surat kontrak kerja kepada pihak lain.
Ø  Memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang produk-produk baru.
Ø  Berdiskusi dalam suatu tim kerja (teamwork).
Ø  Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja di suatu perusahaan.
Ø  Mengadakan briqfing dengan staf karyawan.
Ø  Mengadakan pelatihan manajemen kepada para manajer operasional/lini bawah.
Ø  Melakukan presentasi proposal pengembangan perusahaan di hadapan tim penguji.
Ø  Melakukan teleconférence dengan pihak Iain.

Dalam dunia bisnis, seseorang dapat saja mengekspresikan pc-:san-pesannya secara nonverbal (tidak rnelalui tulisan atau lisan). Namun, ekspresi secara nonverbal memiliki suatu keterbatasan dalarn mengkomunikasikan sesuatu kepada pihak lain. Sebagai contoh, jika seseorang ingin rnembahas suatu kejadian masa lalu, ide atau abstraksi, dia ridak bisa menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh untuk menerangkannya. Sebaliknya, dia harus menggunakan bahasa verbal, atau dengan kata lain dia perlu menyusun kata- kata dalam suatu pola yang memiliki arti arau rnakna, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. 

Melalui komunikasi lisan atau tulisan, cliharapkan orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan balk. Penyampaian suatu pesan melalui tulisan dan lisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan benar.  

Komunikasi bisnis yang efektif sangat tergantung pada keterampilan seseorang dalarn mengirim maupun menerima pesan. Secara umum, untuk mmyampaikan pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan tulisan dan iisan. Sedangkan untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.

berbicara dan menulis

Pada umumnya, untuk mengirirnkan pesan-pesan bisnis, orang lebih senang berbicara ( speaking) daripada menulis (writing) suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efisien), dan cepat dalam penyampaian pesan-pesan bisnis. Pada umumnya, bagi para pelaku bisnis, penyampaian pesan-pesan bisnis dengan rulisan relatif jarang dilakukan. Meskipun clemikian, bukan berarti bahwa komunikasi lewat tulisan tidak penting. Hal ini karena tidak semua hal bisa disampaikan secara lisan.

Pesan yang sangat penting dan kompleks, lebih tepat disampaikan dengan menggunakan tulisan. Adapun bentuk-bentuk komunikasi tertulis clalam dunia bisnis mencakup antara lain surat (macam-macam surat bisnis), memo, dan laporan

Mendengar dan Membaca

Meskipun buku ini lebih menekankan pada bentuk komunikasi tulisan daripada lisan, perlu diingat bahwa komunikasi yang efektif merupakan komunikasi dua arah. Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau menclapatkan informasi daripada menyampaikan informasi. Untuk melakukan hal tersebut, mereka rnemerlukan keterampilan mendengar (listening) dan membaca (reading).

Sayangnya, kebanyakan orang dalam Clunia bisnis memiliki kemam-puan mendengar yang relatif lemah (kurang baik). Sebagai contoh sederhana, ketika seseorang mengikuti seminar bisnis, maka informasi yang dapat diserap dalam benak pikiran mungkin hanya setengah dari yang diucapkan (itupun masih lumayan). Beberapa hari kemudian, pesan yang masih dapat diingat mungkin tinggal seperernpatnya. Begitu pula halnya dengan mahasiswa. Tatkala mengikuti kuliah, pada hari pertama mungkin banyak hal yang didapatkan, dipahami, dan dimengerti. Namun, pada hari-hari berikutnya materi yang masih dapat diingat, dipahami, dan dimengerti sudah semakin banyak berkurang.

Dalam kaitannya dengan keterarnpilan membaca, seseorang sering mengalami kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan. Hasil studi yang dilakukan oleh Irwin Ross pada tahun 1986 di majalah Fortune Amerika Serikat menunjukkan bahwa kira-kira 38 persen dari orang dewasa mengalami kesulitan memahami iklan di berbagai surat kabar, 14 persen kesulitan mengisi cek secara benar, 26 persen kesulitan dalam penjumlahan dan pengurangan dalam buku cek, dan sekitar 20 persen mengalami kesulitan membaca dengan baik.

Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya mernerlukan pendekatan serupa. Langkah pertama adalah mencatat informasi yang berarti bahwa seseorang harus memusatkan perhatian pada pembicaraan yang tengah berlangsung atau bahan yang sedang dibacanya. Setelah dapat  menangkap inti pembicaraan atau bacaan, langkah selanjutnya adalah menafsirkan dan menilai informasi. Langkah ini merupakan bagian terpenting dari proses mendengar.

Sarnbil melakukan penyaringan suatu informasi, seseorang harus dapat memutuskan mana informasi yang penting dan mana yang tidak penting. Suatu pendekatan yang dapat dilakukan adalah mencari ide pokok (main idea) dan ide-ide pendukung ( supporting idea) secara rinci. jadi, untuk dapat menyerap informasi dengan baik seseorang harus dapat berkonsentrasi pada apa yang sedang dibaca atau didengar. Pekerjaan tersebut tentu saja bukan tugas yang mudah, karena perlu suatu tindakan yang berulang-ulang, tidak sekali jadi sebagaimana “bim salabim”

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal (nonverbal communications). Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang menunjukkan kornunikasi nonverbal:

Ø  Menggertakkan gigi untuk menunjukkan kemarahan (dalam bahasa jawa disebut getem-getem).
Ø  Mengerutkan dahi untuk rnenunjukkan seseorang sedang berpikir.
Ø  Gambar pria atau Wanita yang dipasang di pintu masuk toilet untuk menunjukkan kamar sesuai dengan jenis kelaminnya.
Ø  Berpangku tangan untuk menunjukkan seseorang sedang rnelamun.
Ø  Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati, dan penghormatan.
Ø  Membuang muka untuk menunjukkan sikap tidak senang atau antipasti
Ø  Menganggukkan kepala untuk menunjukkan tanda setuju atau OK.
Ø  Berbicara clengan mengarnbil jarak agak menjauh untuk menunjukkan bahwa lawan bicaranya belum begitu dikenal dengan baik (using).
Ø  Menutup mulut dengan telapak tangan untuk menunjukkan suatu kebohongan.
Ø  Telapak tangan yang terbuka untuk menunjukkan kejujuran.
Ø  Tangan mengepal untuk menunjukkn penuh percaya diri.
Ø  Gerakan kaki dan tangan secara tidak teratur, bagaikan orang yang kedinginan untuk menunjukkan bahwa seseorang sedang grogi (nervous).
Ø  Seseorang mengirimkan seuntai bunga kepada teman yang meraih sukses bisnis untuk menunjukkan rasa simpati dan ucapan selamat atas kesuksesan yang diraih.
Ø  Asbak di atas meja tamu untuk menunjukkan bahwa tamu diperbolehkan merokok.
Ø  Simbol dilarang merokok yang terpasang di ruang tamu untuk menunjukkan bahwa tamu dilarang merokok.
Ø  Ruang tunggu sebuah bank disediakan tanpa tempat duduk untuk menunjukkan bahwa para nasabah akan dilayani dengan cepat tanpa harus menunggu lama.


Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang lain, balk rasa senang, benci, cinta, rindu dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal di dalam Cara yang cukup mendasar.

Pada umurnnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang rerstrukrur yang membuat komunikasi nonverbal sulir untuk dipelajari. Sebagai contoh, seseorang akan mengalami kesulitan bila menyuruh orang lain untuk mengambil buku kerja di suatu rempat yang terdapar beragam Warna maupun judul bukunya dengan menggunakan bahasa nonverbal. Di samping itu, proses belaj ar yang dialami seseorang untuk dapat melakukan perilaku nonverbal juga sulit clijelaskan. Tak seorang pun pernah mengajari bagaimana bayi menangis, tersenyum, atau tertawa. Dan tak seorang pun pernah belajar mengerutkan dahi, manakala jalan pikirannya buntu atau terganggu. Begitu halnya orang berteriak histeris, manakala seseorang sedang frustasi atau stres berat karena tak mampu menyelesaikan pekerjaan berat tepat pada Waktunya.

Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya, seperti arti suatu warna dan gerak-isyarat tertentu, yang akan bervariasi dari waktu ke waktu. Warna warna cerah yang ada di ruang-ruang kantor, warna pakaian seragam kerja (uniform) para karyawan yang berbeda antardepartemen (bagian) yang satu dengan departemen (bagian) lainnya dalam suatu perusahaan. Di samping itu, bahasa isyarar yang sering ditunjukkan oleh para karyawan yang sedang menyelesaikan pekerjaan di kantor, juga termasuk salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan kornunikasi verbal clalam hal penyampaian suatu pesan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan “Tolong, bukakan pintu itu,” rnaka pada saat itu seseorang dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Tetapi, ketika seseorang berkomuni- kasi secara nonverbal, ia seringkali rnelakukannya secara ridak sadar. Contoh yang paling sederhana adalah mengerutkan clahi ketika sedang memikirkan sesuatu, ekspresi wajah yang memerah karena ingin meluapkan kernarahan, mondar-mandir tanpa tujuan yang pasti karena pikiran sedang kacau, dan sejenisnya. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang bersifat alami (mztunzb dan tak pernah clirencanakan sebelumnya. Ekspresi seseorang baik senang dan sedih, juga termasuk ke dalam komunikasi nonverbal. 

Komunikasi bisnis
Kumunikasi bisnis