Monday, December 9, 2013

Seni Menjual

Pengetahuan menjual dapat dikatakan sebagai ilmu, karena mendidik kita secara teoritis dan melaksanakan dalam praktek. Jadi, antara teori dan praktek merupakan suatu hal yang tidak bisa kita pisahkan, sebab praktek tanpa teori akan mengalami berbagai kesulitan, dan bahkan mungkin akan gagal. Demikian pula teori tanpa praktek tak akan ada manfaatnya. Beberapa ahli mengatakannya sebagai ilmu dan beberapa yang lain mengatakannya sebagaj seni. Pada pokoknya, istilah ilmu menjual dapat diartikan sebagai berikut :

“Ilmu menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar sedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan “.
Seni Menjual
Seni Menjual

J.S Konox memberikan batasan ilmu menjual adalah :

“Ilmu menjual adalah suatu kemampuan atau kecakapan untuk mempengaruhi orang lain untuk mempengaruhi orang supaya merasa mau membeli barang-barang yang kita tawarkan dengan cara saling menguntungkan, meski sebelumnya tak terpikirkan oleh calon pembeli untuk membeli barang itu tetapi akhirnya tertarik untuk membelinya“.

Dengan adanya orang-orang yang mempunyai bakat istimewa dalam berjualan, sehingga ia berhasil, timbul suatu pendapat bahwa “ salesman are born not mode “. Artinya, seorang penjual yang berhasil karena ia telah dikaruniai bakat istimewa sejak lahir untuk menjadipenjual yang berhasil.

Peranan penjual dalam membantu calon pembeli dalam memenuhikebutuhannya adalah sebagai berikut :

a. Membantu calon pembeli dalam mengenali kebutuhan kebutuhannyadan memberikan alternatif-alternatif produk yang dapat dibeli dalam memenuhi kebutuhannya

b. Menjelaskan kepada calon pembeli secara terperinci tentang produk yang ditawarkan seperti, kelebihan, syarat, ketentuan penggunaan produk, syarat pembayaran, dan sebagainya.

c. Memberikan nasihat-nasihat yang behubungan dengan kebutuhan calon pembeli seperti efek samping penggunaan produk, hal yang harus dihindari ketika menggunakan produk, hal-hal yang harusdilakukan ketika muncul masalah dalam menggunakan produk, dan sebagainya.

d. Memberikan service (membantu memecahkan masalah yang dihadapi pembeli yang berhubungan dengan produk yang dijual). Memberikan service merupakan layananpurnajual yang dapat diberikan oleh penjual dalam rangka meningkatkan kepuasan pembeli. Pelayanan purnajual akan memicu terjadinya penjualan yang berkelanjutan, pembeli sangat mungkin akan menjadi pelanggan.

e. Bertindak sebagai perantara komunikasi antara pembeli dan produsenkepada konsumen. Pada sisi lain penjual juga membantumenyampaikan tanggapan yang disampaikan konsumen kepada produsen tentang produk yang mereka gunakan

Friday, October 25, 2013

METODE PENDEKATAN GEOGRAFI

Ruang lingkup geografi dapat dikatakan sangat luas. Metode pendekatan yang dapat digunakan tidak lagi hanya dari aspek keruangannya saja, melainkan juga aspek sistem-sistem lainnya. Ada beberapa pendekatan geografi menurut Nursid Sumaatmadja, yaitu pendekatan keruangan, ekologi, historis, dan pendekatan sistem.
METODE PENDEKATAN GEOGRAFIg
1. Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas dalam geografi. Pada pelaksanaan pendekatan keruangan ini harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi, sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan, yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional. Secara teoretis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain, akan tetapi pada kenyataan praktisnya, berhubungan satu sama lain.

a. Pendekatan Topik

Dalam mempelajari suatu masalah geografi di wilayah tertentu, kita dapat mengadakan pendekatan dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama. Misalnya di daerah tertentu, topik yang menjadi perhatian utama adalah kelaparan maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utama dalam pendekatan topik.

Yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik ini, yaitu tidak boleh dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi wadah gejala atau topik yang kita dekati. Faktor-faktor geografi seperti manusianya dan keadaan fisisnya tidak boleh diabaikan. Dengan landasan keruangan ini, kita akan dapat mengungkapkankarakteristik kelaparan di daerah yang bersangkutan kalau dibandingkan dengan gejala atau kelaparan di wilayah yang lainnya.

Kelaparan di daerah tersebut diungkapkan jenis-jenisnya, sebabsebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala yang lain dan dengan masalah secara keseluruhan.

b. Pendekatan Aktivitas Manusia (Human Activities)

Aktivitas penduduk ini dapat ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain yang berkenaan dengan aktivitas tadi. Ditinjau dari penyebarannya, kita akan dapat membedakan jenis aktivitas tadi sehubungan dengan mata pencarian penduduk. Apakah aktivitas itu berlangsung di daerah pegunungan, apakah di dataran rendah, apakah dekat dengan sungai, apakah dari sungai, apakah di pantai, dan seterusnya.

Dari kegiatan penyebaran penduduk tadi, kita dapat mengungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, dengan hidrografi, dengan keadaan komunikasi-transportasi, dengan keadaan tinggi-rendah permukaan, dan dengan faktor-faktor geografi lainnya. Oleh karena itu, kita dapat membuat suatu deskripsi tentang aktivitas penduduk tadi berdasarkan interelasi keruangan dengan gejala-gejala lain dan dengan berbagai masalah sebagai sistem keruangannya.

2. Pendekatan Regional

Pendekatan regional berarti mendekati suatu gejala atau suatu masalah dari regional, wilayah tempat gejala atau masalah tersebut tersebar. Tekanan utama pendekatannya bukan kepada topik atau aktivitas manusianya, melainkan kepada region yang merupakan tempat atau wadahnya. Jadi, wilayah dan ekologinya berdiri sendiri dalam satu ruangan. Misalnya dalam melakukan studi tentang masalah kelaparan, kita dapat melakukan pendekatan regional tentang gejala kelaparan tadi. Dalam hal ini meninjau kelaparan berdasarkan wilayahnya. Pertanyaan yang dapat dikemukakan, yaitu di wilayah-wilayah mana saja kelaparan terjadi? Kita akhirnya dapat mengungkapkan penyebaran gejala atau masalah kelaparan di permukaan bumi.

Berdasarkan penyebarannya kita dapat pula mengungkapkan apa sebabnya kelaparan itu terjadi di region/wilayah yang bersangkutan. Selanjutnya kita dapat mengungkapkan interelasi dan interaksi gejala kelaparan itu dengan gejala-gejala yang lain pada region yang sama. Dalam hal ini berarti bahwa kita telah mengungkapkan interelasi dan interaksi keruangan gejala kelaparan dengan gejala atau faktor geografi lainnya, seperti faktor aktivitas penduduknya.

Selanjutnya, dari hasil pendekatan regional dengan didasarkan atas prinsip-prinsip geografi, kita akan dapat mengadakan deskripsi gejala atau masalah kelaparan tadi pada region/wilayah yang bersangkutan.

3. Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)

Geografi dan ekologi adalah dua bidang ilmu yang berbeda satu sama lain. Geografi berkenaan dengan interelasi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya. Sedangkan ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku kedua bidang ilmu tersebut, berbeda satu sama lain. Karena ada kesamaan pada objek yang digarapnya, kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan kerjanya dapat saling menunjang dan saling membantu. Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi. Dalam hal ini, metodologi pendekatan, penganalisisan, dan penelaahan gejala dan masalah geografi. Pandangan dan penelaahan ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam.

Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai pendekatan ekologi, yang dapat mengungkapkan masalah hubungan penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman, daerah pemukiman tersebut ditinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula jika kita mengkaji daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan, dan lain-lain.

Geografi dapat dikatakan juga sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia. Pokok dari geografi adalah berkenaan dengan studi tentang ekologi manusia pada area/daerah yang khusus. Pengertian geografi pada konteks ini bukan merupakan pengertian geografi secara keseluruhan, melainkan kepada geografi regional. Meninjau region sebagai suatu bentuk ekosistem hasil hubungan dan penyesuaian penyebaran aktivitas manusia dengan lingkungannya pada area atau daerah tertentu. Interelasi manusia dengan alam lingkungan di sekitarnya dikaji berdasarkan konsep dan prinsip ekologi.

4. Pendekatan Historis (Pendekatan Kronologi)

Menurut Preston E. James, sejarah dan geografi merupakan ilmu yang dwitunggal. Tempat dan waktu menyajikan kerangka kerja yang di dalamnya dapat dijelaskan pranata manusia dan proses perubahan kebudayaan yang dapat ditelusuri.

Hartshorne mengemukakan pentingnya dimensi sejarah pada geografi. Jika dimensi tempat menjelaskan interelasi keruangannya maka dimensi sejarah dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada studi geografi, metodologi dengan menggunakan dimensi urutan waktu atau dimensi sejarah, dikenal sebagai pendekatan historis atau pendekatan kronologi. Dengan menerapkan pendekatan historis suatu gejala atau suatu masalah pada ruang tertentu, kita dapat mengkaji perkembangannya dan dapat pula melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang. Melalui pendekatan historis ini, kita dapat melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau di wilayah tertentu. Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya, kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang beserta apa penunjangnya.

5. Pendekatan Sistem (System Approach)

Sistem itu memiliki pengertian konotatif yang luas. Konsep sistem ini dapat diterapkan kepada rangkaian gejala, dapat diterapkan kepada alat atau pesawat elektronik, dapat diterapkan kepada susunan jasmaniah manusia. Kriteria utama dari suatu sistem bahwa komponen atau subsistem yang membentuk sistem tersebut, harus membentuk suatu rangkaian atau kesatuan yang tidak terpisah-pisahkan. Pada suatu sistem, rangkaian komponen itu nilainya lebih tinggi daripada komponen yang terpisahpisah Pendekatan sistem merupakan metode berpikir sintetik yang diterapkan pada masalah yang merupakan suatu sistem, sedangkan yang dimaksud dengan mode berpikir sintetik, yaitu mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau suatu hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Gejala yang berkaitan dengan gejala yang menjadi sorotan utama tadi dapat ditetapkan sebagai subsistem dari gejala-gejala utamanya. Pendekatan dan penelaahan gejala geografi utama dengan subsistemnya, ditinjau sebagai satu kebulatan yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Sebagai ilustrasi misalnya kita menelaah suatu jenis pertanian yang kita tetapkan sebagai satu sistem. Jika pertanian kita tetapkan sebagai satu sistem, gejala-gejala yang berhubungan dengan pertanian tadi, kita tetapkan sebagai subsistemnya. Contoh, tanah dengan kesuburannya, keadaan hidrografi dengan distribusi dan fluktuasi airnya, cuaca dengan segala unsur dan perubahannya, manusia dengan segala aktivitasnya, teknologi dengan segala perlengkapannya, dan lain-lain.

Pendekatan sistem seperti di atas, dapat ditetapkan pada sistem keruangan industri, pemukiman, perkotaan, pelabuhan, jaringan komunikasitransportasi, dan lain-lainnya.

6. Objek Geografi

Hal-hal yang harus dikuasai oleh orang-orang yang berkecimpung dalam penelitian geografi antara lain observasi lapangan, membuat dan menggunakan berbagai peta, menggunakan dan menyusun suatu dokumentasi, menyusun dan membuat model, dan lain-lainnya.

Langkah-langkah penelitian geografi pelaksanaannya sebagai berikut.
a. Perumusan dan pernyataan masalah penelitian.
b. Perumusan dan tujuan penelitian.
c. Penyusunan hipotesis penelitian.
d. Penentuan populasi dan penarikan sampel.
e. Teknik pengumpulan data.
f. Analisis dan interpretasi data.
g. Penarikan kesimpulan hasil penelitian.

Oleh : Dibyo Soegimo
Geografi : untuk SMA/ MA Kelas X

Objek Studi Geografi

Objek studi geografi sangat luas, namun dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu atmosfer, geosfer dan hidrosfer.

a. Atmosfer

Atmosfer atau ruang angkasa atau antariksa yang sangat menarik untuk dijadikan penelitian. Ternyata di ruang angkasa penuh dengan benda-benda langit yang jumlahnya tak terhingga (miliaran) dan mempunyai bentuk yang berbeda-beda.
 atmosfer

Ada yang disebut bintang sejati (bintang tetap), planet (bintang beredar), komet (bintang berekor), meteor (bintang beralih), bulan (satelit), planetoid (asteroid), dan debu kosmis (debu udara).  Objek benda-benda langit diselidiki oleh ilmu astronomi. Keadaan cuaca, angin, awan, hujan diselidiki oleh ilmu meteorologi. Keadaan iklim diselidiki oleh ilmu klimatologi.

b. Geosfer

Kulit bumi itu keadaannya berlapis-lapis, lapisan yang paling luar tebalnya ± 40 km yang terdiri atas lapisan sial (si – silica – al – aluminium) dan lapisan sima (si – silica – ma – magnesium) terletak di bawahnya. Kedua lapisan ini disebut kerak bumi atau kulit bumi (litosfer).

Lapisan di bawah kerak bumi adalah lapisan plastis, tebalnya ± 2.900 km, disebut lapisan selubung atau mantel (misosfer). Lapisan di bawah mantel tebalnya ± 2.000 km terdiri atas unsur besi cair disebut lapisan inti luar.

Lapisan di bawah inti luar adalah lapisan inti bumi yang terdiri atas unsur besi padat dengan jari-jari ± 1.370 km, baik inti luar maupun inti dalam yang disebut barisfer. Lapisan barisfer terdiri atas unsur nikel dan besi atau nife (niculum ferum). Mengenai kejadian, struktur, dan komposisi batu-batuan kulit bumi diselidiki oleh ilmu geologi, sedangkan sifat batu-batuannya diselidiki oleh ilmu geofisika. Banyak sekali objek geosfer yang dipelajari Geografi antara lain sebagai berikut.

1) Tentang penyebaran makhluk hidup secara geografi baik flora maupun manusia.
2) Bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut seperti terjadinya pegunungan, lembah, ngarai, jurang, dan dataran tinggi.
3) Tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan pada zaman pra sejarah yang terdapat pada lapisan bumi seperti fosil komodo dan gajah mamut.
4) Tentang penyebaran bangsa-bangsa dan adat-istiadat di muka bumi, ada ras kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit merah, dan kulit sawo matang (cokelat).

c. Hidrosfer atau Perairan

Hidrosfer adalah perairan yang mengelilingi bumi berupa samudera, laut, sungai, danau, gletser, air tanah, mata air, dan sebagainya. Perbandingan luas perairan dan luas daratan bumi adalah 72 : 28. Keadaan laut mengenai air serta gerakannya pasang surut, arus laut, dalamnya, suhunya, kadar garamnya, dan nilai ekonomisnya diselidiki oleh oceanografi, sedangkan hidrografi adalah ilmu yang mempelajari hubungannya dengan pencatatan survei, pemotretan laut, danau, sungai, dan sebagainya.

Oleh : Dibyo Soegimo
Geografi : untuk SMA/ MA Kelas X

Friday, October 18, 2013

Pengertian Geografi

Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani: geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi, secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi sering juga disebut ilmu bumi. Akan tetapi, yang dipelajari dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada di permukaan bumi, di luar bumi, bahkan benda-benda di ruang angkasa pun turut menjadi objek kajian geografi. Dengan demikian, definisi singkat di atas perlu diperluas dan dilengkapi sehingga mencakup semua hal yang dikaji dalam studi geografi. Berikut ini beberapa batasan atau definisi dari beberapa pakar Geografi.

a. Geografi adalah disiplin ilmu yang berusaha untuk menguraikan dan menginterpretasikan karakter variabel dari suatu tempat ke tempat lainnya di bumi sebagai tempat kehidupan manusia (Hart Shorne, 1960).

b. Geografi adalah studi tentang lokasi dan tatanan fenomena pada permukaan  bumi dan proses-proses yang menyebabkan distribusi fenomena tersebut (Fielding, 1974).

c. Geografi adalah ilmu pengetahuan tentang perkembangan nasional dan pengujian terhadap teori-teori yang menjelaskan dan memperkirakan distribusi spasial dan lokasi berbagai karakteristik dari permukaan
bumi (Yeates and Hagget, 1979)
.
d. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Semlok 1988 dan Nursid Sumaatmaja, 1997).

Oleh : Dibyo Soegimo
Geografi : untuk SMA/ MA Kelas X

Saturday, October 12, 2013

Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

Permimtaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Supaya lebih akurat kita mernasukkan dimensi geografis. Misalnya ketika berbicara tentang pemwintaan pakaian di Jakarta, kita berbicara tentang berapa jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu periode waktu tertentu, per bulan atau per tahun, di Iakarta.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mernengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:

Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang terkait
Tingkat pendapatan per kapita
Selera atau kebiasaanlumlah penduduk
Perkiraan harga di masa mendatang 
Distribusi pendapatan
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan

1 ) Harga Barang Hu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan “Bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang itu yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya.”

2) Harga Barang Lain yang Terkait

Harga barang lain juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan duamacam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen penggenap). Misalnya, barang substitusi dari daging ayam adalah daging sapi, ikan atau tempe. Suatu barang menjadi substitusi barang lain bila terpenuhi paling tidak Salah satu syarat dari dua syarat: merniliki fumgsi yang sama dan atau kandungan yang sama. Dalam hal ini, bila harga substitusi daging sapi (misalnya daging ayam) mening-kat, harga relatif daging sapi menjadi lebih murah, sehingga permintaan daging sapi meningkat. Sedangkan kalau harga komplemen daging sapi (misalnya beras) turun, permintaan terhadap betas meningkat, sehingga permintaan daging sapi rnungkin meningkat pula. Contoh lain dua macam barang yang mempunyai hubungan komplementer adalah BBM dan mobil. Bila dua macam barang tidak mempunyai hubungan dekat (keterkaitan), maka perubahan harga satu barang tidak memengaruhi permintaan barang satunya lagi. Bila harga pensil naik, misalnya, tidak ada pengaruhnya terhadap permintaan daging sapi, karena antara pensil dan daging sapi tidak berkorelasi, baik sebagai barang substitusi rnaupun barang kornplemen.

3) Tingkaf Pendapaton Per Kapita

Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

4) Selera atau Kebiasaan

Selera atau kebiasaan juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang. Beras misalnya. Walaupun harganya sama, permintaan beras per tahun di provinsi Maluku lebih rendah dibanding dengan di Sumatra Utara. Mengapa? Karena orang-orang Maluku lebih menyukai sagu (sejak kecil mereka makan sagu). Sebaliknya di Sumatra Utara, selain lebih menyukai beras, ada kebiasaan (adat) yang mem-butuhkan beras, terutama di kaiangan masyarakat Batak, pada saat acara per-nikahan.

5) Jumlah Penduduk

Kita ambil contoh beras lagi. Sebagai makanan pokok rakyat Indonesia, maka permintaan beras berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Makin banyak jumlah penduduk, permintaan beras makin banyak.

6) Perkiraan Harga di Masa Mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang. 

7) Distribusi Pendapatan

Tingkat pendapatan per kapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai begitu besar ”kue” perekonomian. jika distribusi
pendapatan buruk, berarti daya beli secara umnun melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8) Usaha-usaha Produsen Meningkatkan Penjualan 

Dalam perekonomian yang modem, bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam memengaruhi masyarakat. Pengiklanan memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru
atau menimbulkan pemuntaan terhadap barang tersebut. Di samping itu, untuk barang-barang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli. Usaha-usaha promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah kepada pembeli apabila membeli suatu barang atau iklan pemberian potongan harga, sering mendorong orang untuk membeli lebih banyak daripada biasanya.

sumber : 
Buku "pengantar Ilmu Ekonomi (mikroekonomi dam makroekonomi)"
oleh : PRATHAMA RAHARDJA & MANDALA MANURUNG
LEMBAGA PENERBIT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

 



Tuesday, October 1, 2013

Utang Obligasi

Obligasi adalah surat tanda bukti utang yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pemegangnya dengan imbalan bunga sejumlah tertentu. Dalam setiap obligasi tertera nilai nominal obligasi serta tingkat bunga obligasi. Nilai nominal atau nilai pari adalah nilai yang menunjukkan jumlah yang harus dibayar perusahaan pada waktu obligasi jatuh tempo. Sedangkan tingkat bunga obligasi menunjukkan sejumlah prosentase tertentu yang harus dibayarkan secara periodik kepada pemegang obligasi.

Perusahaan menerbitkan obligasi biasanya disebabkan oleh kebutuhan dana dalam jumlah besar yang tidak bisa dipenuhi dari akumulasi laba ditahan maupun dari utang bank. Karena obligasi ini memiliki masa jatuh tempo yang lebih dari satu tahun (biasanya antara 5 sampai dengan 20 tahun), maka apabila perusahaan menerbitkan obligasi akan menimbulkan utang obligasi. Utang ini dikelompokkan ke dalam utang jangka panjang.

a. Jenis-jenis Obligasi

1) Obligasi dijamin dan obligasi tidak dijamin Yang tergolong obligasi dijamin adalah : Obligasi hipotik yaitu
obligasi yang penerbitannya dijamin dengan suatu jaminan tertentu misalnya real estate. Yang termasuk obligasi dijamin ini adalah Obligasi trust yang penerbitannya dijamin oleh saham atau obligasi perusahaan lain.

Sedangkan obligasi tidak dijamin adalah obligasi yang penerbitannya tidak dijamin dengan suatu jaminan. Obligasi ini sangat beresiko sehingga apabila perusahaan menerbitkan obligasi jenis ini akan memberikan tingkat bunga yang tinggi, dalam rangka untuk menarik minat calon investor.

2) Obligasi Berjangka, Obligasi Serial dan Obligasi Dapat Ditebus

Obligasi berjangka adalah obligasi yang memiliki jatuh tempo dalam satu tanggal. Obligasi serial adalah obligasi yang memiliki jatuh tempo secara serial atau berangsur. Obligasi dapat ditebus adalah obligasi yang memberikan hak kepada penerbitnya untuk menebus dan menarik obligasi tersebut sebelum jatuh temponya.

3) Obligasi Konvertibel

Obligasi konvertibel adalah suatu obligasi yang dapat dikonversi dengan surat berharga lain pada suatu waktu setelah penerbitannya. Biasanya obligasi jenis ini akan bisa dikonversikan ke dalam saham.

4) Obligasi Terdaftar dan Atas Unjuk

Obligasi terdaftar adalah obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik. Obligasi atas unjuk adalah obligasi yang tidak tercantum nama pemiliknya dan dapat ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain cukup melalui penyerahan saja.
b. Akuntansi untuk Kewajiban Obligasi

Terdapat beberapa istilah yang harus dipahami ketika membahas akuntansi untuk kewajiban obligasi. Istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Nilai nominal obligasi yaitu nilai yang tercantum dalam setiap lembar obligasi. Nilai ini menunjukkan jumlah yang harus dilunasi perusahaan pada saat obligasi ini jatuh tempo. Nilai ini biasanya juga disebut dengan nilai pari (face value).

2. Tanggal Jatuh Tempo, yaitu tanggal yang menunjukkan waktu obligasi tersebut akan dilunasi oleh perusahaan.

3. Bunga Obligasi adalah bunga pertahun yang akan dibayar oleh perusahaan.

4. Tanggal bunga, yaitu tanggal yang menunjukkan kapan perusahaan akan membayar bunga. Biasanya perusahaan membayar bunga secara periodik dalam waktu satu tahun. Bunga juga bisa dibayarkan secara semesteran (yang berarti dibayar setiap 6 bulan sekali) atau triwulan (setiap tiga bulan sekali).


Sunday, September 1, 2013

Usaha dan jenis-jenis koperasi:

Seperti badan usaha yang lain, koperasi dapat berusaha di semua sektor, apakah sektor perdagangan, manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan ( financing), asuransi, transportasi dll
.
Jenis-jenis Koperasi

Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utamanya , koperasi dapat digolongkan menjadi :

1. Koperasi Konsumen

adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa. Kegiatan atau jasa utama dari koperasi jenis ini adalah melakukan pembelian bersama . Contoh : Waserda (warung serba ada), minimarket dll

2. Koperasi Produsen

adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki perusahaan sendiri tetapi bekerjasama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa. Contoh: koperasi karoseri, koperasi jasa konsultasi dll

3. Koperasi Simpan-Pinjam

adalah koperasi yang kegiatan atau jasa utamanya menyediakan dan menyimpan uang para anggotanya

4. Koperasi Pemasaran

adalah koperasi yang anggotanya para pemilik barang atau jasa dan bersama-sama memasarkan barang atau jasa tersebut.

Baca juga :Karakteristik Badan Usaha Koperasi

Oleh: Ali Irfan
AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008

Karakteristik Badan Usaha Koperasi

Koperasi merupakan suatu bentuk perusahaan yang “unik”, karena berbeda dengan bentuk badan usaha/perusahaan yang lain . Koperasi merupakan kumpulan orang-orang tetapi berbeda dengan
perusahaan yang dimiliki sekumpulan orang-orang (Firma, PT).

Koperasi dibentuk dan dikelola secara demokratis untuk memenuhi kebutuhan anggota tanpa menjadikan keuntungan/laba sebagai tujuan utamanya karena koperasi didirikan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggotanya.

Sama seperti di negara-negara yang sedang berkembang, koperasi di Indonesia sulit berkembang dan perkembangannya sangat tertinggal jauh baik oleh badan usaha milik swasta maupun badan usaha pemerintah. Pemerintah selalu berusaha memberikan berbagai kemudahan dan peluang seperti kemudahan dalam memperoleh bantuan permodalan, manajemen, pemasaran, pendidikan dll. Bila koperasi ingin maju, maka harus menawarkan keunggulan khusus atau keunggulan tambahan yang tidak diberikan organisasi-organisasi pesaingnya. Hal ini dapat terwujud bila anggota koperasi secara bersamaan menjadi pemilik maupun pengguna jasa koperasi yang didirikan.


Oleh: Ali Irfan
AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008

Thursday, August 29, 2013

Aspek perpajakan yang berkaitan dengan leasing.

1. Pajak Penghasilan (PPh)

Berdasarkan Undang-undang no 17 tahun 2000 dan surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1169/KMK.01/1991 Pasal 16 ayat 2 menyatakan: “Lessee tidak memotong pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi”. Dalam pasal tersebut dengan jelas menyatakan bahwa angsuran-angsuran atau pembayaran yang diterima lessor dari lessee untuk jenis transaksi finance lease tidak dikenakan pemotongan pajak penghasilan. Pasal 17 ayat 2 menyatakan:

a. Pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang dibayar atau terutang oleh lessee adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

b. Lessee wajib memotong pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang dibayarkan atau terutang kepada lessor.

Pasal 17 ayat 2a mengatur tentang perlakuan pembayaran leasing oleh lessee. Di sini dijelaskan bahwa pembayaran leasing dari lessee kepada lessor untuk transaksi operational lease diperlukan pemotongan pajak penghasilan pasal 23 karena menurut pajak diperlakukan sebagi sewa-menyewa biasa.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

a. Perlakuan PPN atas transaksi capital lease:

1) Berdasarkan ketentuan pasal 13 Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 1994 huruf d dan e, Pengumuman Direktur Jenderal Pajak No. Peng- 139/PJ.63/1989 dan Pasal 1 angka 4 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep05/PJ/1994, penyerahan jasa dalam transaksi capital lease dari lessor kepada lessee adalah penyerahan jasa yang terutang PPN, karena lessor sebagai perusahaan jasa persewaan barang dengan demikian adalah pengusaha kena pajak.

2) Pengalihan barang dalam transaksi operating lease bukan merupakan penyerahan barang kena pajak karena pengalihan barang tersebut adalah dalam rangka persewaan biasa.

3) Besarnya PPN yang terutang adalah 10% dari Nilai Penggantian.

4) PPN sebagaimana dimaksud dalam angka 3) merupakan PPN Keluaran bagi lessor dan merupakan PPN Masukan bagi lessee dalam hal lessee adalah Pengusaha Kena Pajak. PPN yang dibayar atas perolehan barang kena pajak (BKP) yang dilease merupakan PPN Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan PPN Pajak Keluaran lessor.

b. Dalam hal transaksi sale and lease back tanpa hak opsi, PPN masukan atas perolehan barang tidak boleh dikreditkan oleh lessee. Dalam hal lessee kemudian melease kembali barang tersebut, maka lessor harus mengenakan PPN yang terutang atas jasa persewaan barang yang dilakukan.

Untuk memberikan gambaran tentang leasing, dari sudut pandang lessee, pada halaman-halaman berikut ini diberikan ilustrasi dengan datadata dari PT SUKASEWA.




Baca Juga : 
Oleh: Ali Irfan
AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008