Dalam teori pengambilan Keputusan
dilakukan pengklasifikasian Keputusan pada dua jenis, yaitu keputusan yang
terprogram dan tidak terprogram.” Setiap Keputusan tersebut memiliki
perbedaannya masing masing. Untuk Iebih detailnya dapat kita jelaskan di bawah
ini.
a. Keputusan Terprogram
Keputusan yang terprogram
dianggap suatu Keputusan yang dijaIankan secara rutin saja, tanpa ada
persoalan-persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan keputusan
yang dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung
secara baik dan stabil. Dalam realitas Keputusan terprogram mampu diselesaikan
ditingkat lini paling rendah tanpa harus membutuhkan masukan Keputusan dari
pihak sangat terkait, seperti para middle
dan top management. Jika dibutuhkan
keterlibatan middle management ini
hanya pada pelurusan beberapa bagian teknis. Contoh Keputusan yang terprogram
adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (Standard Operating
Procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa. Sehingga dalam pekerjaan di
Iapangan para bawahan sudah dapat mengerjakannya secara baik apalagi jika
disertai dengan buku panduan operasionalnya, adapun yang menjadi persoalan jika
para bawahan belum mengerti secara benar, misalnya ada beberapa bagian yang
tidak terjelaskan pada buku panduan. Dan biasanya apa yang tidak terjelaskan
pada buku panduan tersebut maka di waktu yang akan datang akan dilakukan revisi
atau semacam penyempurnaan konsep. Pada dasarnya suatu Keputusan yang terprogram
akan dapat terlaksana dengan baik jika memenuhi beberapa syarat di bawah ini,
yaitu:
1.
Termilikinya sumber daya manusia yang memenuhi
syarat sesuai standar yang diinginkan
2.
Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif adalah Iengkap tersedia. Serta informasi yang diterima adalah
dapai dipercaya
3.
Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan
dana selama Keputusan yang terprogram tersebut dilaksanakan.
4.
Aturan dan kondisi eksternal organisasi
mendukung teriaksananya Keputusan terprogram ini hingga tuntas. Seperti
peraturan dan berbagai ketentuan Iainnya tidak ikut menghalangi, bahkan sebaliknya
turut mendukung.
5.
dan iain-Iain.
Keputusan yang tidak terprogram
Berbeda dengan Keputusan yang
terprogram, Keputusan yang tidak terprogram biasanya diambil dalam usaha
memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak
bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat, dan
dampaknya. Karena itu Ricky W. Griffin mendefinisikan Keputusan tidak terprogram
adalah Keputusan yang secara relatif tidak ter struktur dan muncul Iebih jarang
daripada suatu Keputusan yang terprogram.” Pada pengambilan Keputusan yang
tidak terprogram adalah kebanyakan Keputusan yang bersifat Iebih rumit dan membutuhkan
kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top manajemen dan para
konsultan dengan tingkat skill tinggi Contoh keputusan yang tidak terprogram
adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis, dan berbagai masalah yang membawa
dampak besar bagi organisasi.
Teori pengambilan Keputusan : Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram |
No comments:
Post a Comment