Tuesday, July 23, 2013

Unsur-Unsur Motivasi



Deskripsi ringkas mengenai apa dan nilai apa yang terkandung dalam motivasi itu telah diuraikan pada bagian awal buku ini. Definisi yang dikemukakan di sini merupakan penjelasan tambahan mengenai motivasi, sehingga pemahaman pembaca terhadap istilah itu menjadi lebih meluas dan mendalam. 

Unsur-Unsur Motivasi
Unsur-Unsur Motivasi


Stanley Vance (1982) mengatakan bahwa pada hakikatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi. Robert Dubin (1985) mengartikan motivasi sebagai kekuatan kompleks yang membuat seseorang berkeinginan memulai dan menjaga kondisi kerja dalam organisasi. Motivasi oleh penulis dianikan sebagai setiap kekuatan yang muncul dari dalam diri individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tenentu di lingkungan dunia kerja atau di pelataran kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, motivasi mengandung beberapa unsur sepeni diuraikan berikut ini.

      1.       Tujuan
Manusia adalah makhluk bertujuan, meski tidak ada manusia yang mempunyai tujuan yang benar-benar sama di dalam mengarungi hidup ini. Demikian juga organisasi, meski nirlaba sifatnya, didirikan atas dasar sebuah atau multi tujuan. Idealnya, semua manusia organisasional memiliki motivasi yang tinggi dan ada rasa kesadaran di dalam diri mereka bahwa tujuan organisasi adalah bagian dari tugas keorganisasian dan tujuan hidupnya. Ini adalah kondisi ideal yang umumnya tidak pernah tercapai secara kelompok, meskipun titik optimumnya dapat ditampilkan oleh individu tertentu. Manusia berorganisasi karena ingin mengabdikan diri pada organisasi itu, di samping sebagai wadah mencari sumber penghidupan, membangun kekerabatan, mencari teman, dan wahana beraktualisasi diri.

Manusia organisasional yang memiliki motivasi tinggi senantiasa sadar bahwa antara tujuan dirinya dengan tujuan organisasi sama sekali tidak terpisahkan atau kalaupun terpisah, tidak terlalu senjang. Terdapat kesadaran mendalam pada dirinya bahwa dia membutuhkan organisasi scbagai wahana bekerja untuk hidup, dan dia sadar pula bahwa organisasi mcmbutuhkan bantuan dirinya. Manusia organisasional yang dimaksudkan di sini dun sejalan pula dengan uraian di atas adalah mereka yang mau dan mampu berperilaku secaru bertujuan.

      2.        Kekuatan dari Dalam Diri Individu
Manusia adalah insan yang memiliki energi, apakah itu energi fisik, otak, mental, dan spiritual dalam arti luas. Kekuatan ini berakumulasui dan menjelma dalam bentuk dorongan batin seseorang untuk melakukan suatu tugas secara tepat waktu, optimal secara pelayanan, efisien secara pembiayaan, akurat dilihat dari tujuan yang ingin dicapai, serta mampu memuaskan klien atau pengguna. Manusia organisasional bekerja di dalam organisasi Semata-mata karena rasa terpanggil untuk berbuat, tanpa mengingkari ada maksud-maksud yang ingin dicapai dari pekerjaan itu, seperti gaji, aktua-lisasi diri, mengisi waktu luang, atau rekreasi. Perilaku atau perbuatan sehari-hari dari manusia Semacam ini berlangsung secara rutin, sengaja, dan bersahaja
      3.        Keuntungan
Bahwa manusia bekerja ingin mendapatkan keuntungan adalah manusiawi, meski harus dihindari sikap yang hanya ingin bekerja manakala ada keuntunganlangsung (direct profit) yang akan diperoleh. Adalah suatu hal yang manusiawi, jika seseorang yang telah bekerja menurut satuan tugas dan periode waktu kerja tertentu mendapatkan keuntungan yang layak_.Keinginan untuk mendapatkan keuntungan ini akan menjadi sumber bahaya bagi manusia organisasional, jika dia bekerja semata-mata karena keinginan untuk memperoleh keuntungan atau setiap pekerjaan yang diselenggarakan dilihat dari dimensi untung-ruginya. Manusia organisasional adalah makhluk normal yang taraf pengabdian tinggi sekalipun, dalam proses kerja tidak terlepas dari adanya hasrat meraih sesuatu. Rasa dekat terhadap kebutuhan, keinginan memperoleh imbalan, rasa ingin meningkatkan diri dan seperangkat keinginan mencari keuntungan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan aktivitas manusia.

Kebijakan manajemen yang bermutu merupakan kunci utama bagi organisasi manusia yang bermaksud mencapai tujuan-tujuan yang bermutu. Salah satu ciri manajemen yang baik adalah adanya perencanaan yang baik yang disusun sesuai dengan potensi pendukung untuk mencapai tujuan tertentu dan detail mutu masing-masing komponen produk yang ingin dicapai. Revolusi manajemen diawali oleh revolusi kemampuan manajerial para manajer di dalam mengelola sumber daya manusia yang ada, mengatur metode kerja, dan memanfaatkan teknologi yang relevan yang akan menjadi pendukungnya. Manajer, dalam pelaksanaan tugas tidak berdiri sendiri, akan tetapi terikat dengan pengikut-pengikutnya (his/her followers). Kemampuan manajerial pada manajer ditentukan pula oleh sampai sejauh mana kemampuan mereka memberi inspirasi baru kepada bawahannya. Karenanya, manajer atau administrator harus memiliki kesadaran diri untuk membangkitkan bawahan menikmati dunia kerjanya dan berkembung secara kreatif. 

No comments:

Post a Comment