Saturday, June 8, 2013

RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO



Teori ekonomi mikro atau ekonomi mikro sering dinamakan teori harga (price theory). ”Mikro” berasal dari kata Yunani mikros, artinya kecil. Ini sama sekali tidak berarti bahwa teori harga itu ”keci1” atau teori yang tidak penting. Dalam beberapa buku literatur ekonomi, teori ekonomi mikro sering mendapat perhatian yang lebih besar daripada teori ekonomi makro. Secara gamblang mengandung arti pemecahan axau disagregasi (disaggregation) dari variabel ekonomi mikro, seperti konsumsi, investasi dan tabungan. Ekonomi mikro merljglaskan susunan (komposisi)

Untuk menghindari salah pengertian, perlu dijelaskan bahwa dalam ekonomi mikro, kita membahas kumpulan atau agregasi (aggregation). Misalnya kurva pennintaan, suatu bangun ekonomi mikro, dalam banyak hal merupakan kumpulan kurva permintaan perseorangan. Tetapi kumpulan atau agregat teori ekonomi mikro tidak membahas perilaku jumlah milyar rupiah dari pengeluaran konsumen, investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah. Semua ini termasuk bidang ekonomi makro.

Teori harga terutama membahas arus barang dan jasa dari sektor perusahaan ke sektor rumah tangga, arus faktor produksi dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan, susunan arusarus ini dan terciptanya harga dari komponen arus-arus tersebut. Penyelidikan mengenai arus ini menghasilkan definisi tradisional mengenai masalah ekonomi (economic problem), yakni alokasi sumberdaya yang terbatas jumlahnya untuk tujuan tujuan yang sifatnya alternatif. Ekonomi tak lain adalah usaha untuk memperoleh kepuasan maksimum dari sumberdaya yang tersedia.

Tidak akan ada masalah ekonomi jika sumberdaya itu bebas, artinya jika sumberdaya itu tidak mempunyai harga. Mujurlah bagi ahli ekonomi, sumberdaya yang bebas hanya sedikit sekali. Kebanyakan sumberdaya menuntut harga. Sumberdaya itu langka, tidak dalam arti bahwa jumlahnya sedikit, tetapi sumberdaya itu tidak mencukupi kebutuhan dan keinginan semua konsumen.

Tidak akan ada masalah ekonomi juga, jika tujuan itu hanya satu. Dalam hal ini pemecahan masalah ekonomi hanya merupakan masalah teknis saja. Misalnya, anggaplah bahwa kayu, air dan bahan kimia yang diperlukan tersedia dalam jumlah yang cukup dan bahwa barangbarang tersebut dipergunakan untuk menghasilkan' satu rol kertas koran dengan kwalitas yang mengkilat sekali Maka masalah ini hanya memerlukan pengetahuan pembuatan kertas saja, sehingga ahli teknik kertas dapat menyelesaikannya. Masalahnya bersifat teknis. Tetapi anggaplah sekarang bahwa masalahnya adalah menghasilkan kertas koran dengan kualitas terbaik. Terbaik, tidak hanya dalam arti mengkilat, tetapi juga

daya rentang, tembus cahaya, berat dan warna. Maka dalam hal ini tujuan tidak hanya satu. Sekarang ada beberapa altematif atau pilihan (alternatives). Sebab untuk memperoleh daya rentang tertentu, mungkin sekali kita harus mengorbankan sedikit mengkilatnya, atau untuk memperoleh berat tertentu, kita harus mengorbankan ketembus-cahayaan yang tinggi tingkatnya. Maka hasilnya, pemecahan masalah bukan lagi bersifat teknis murni, tetapi kita harus memilih dan menilai. Misa.lnya berapakah tingkat ketembus-cahayaan yang harus dikorbankan untuk memperoleh berat tertentu. Ini merupakan masalah ekonomi.

Walaupun ekonomi itu sifat dasarnya deduktif (teoretis) dan juga induktif (historis), namun teori harga, sebagaimana tersimpul daii kata teori, mempergunakan ancangan deduktif (deductive approach). Ini sama sekali tidak berarti bahwa ancangan historis (historical approach) tidak berharga. Bobot sejarah dibandingkan dengan teori tergantung dari masalah yang ditelaah. Buku ini sebagian besar membahas masalah bagaimana kerjanya suatu sistem. Lebih khusus, kita akan mernbahas bagaimana kerjanya ekonomi pasar. Ini adalah ilmu ekonomi positif (positive economics). Ilmu Ekonomi positif membahas sebab dan akibat (cause and effect). Kita akan membahas juga ilmu ekonomi normatif (normative exonomics), yang berhubungan dengan masalah bagaimana menentukan sistem yang bekerja paling baik. Serzing kali kita sukar membedakan dengan jelas antara ilmu ekonomi positif dengan ilmu ekonomi normative,  Misalnya, jika kita menggunakan istilah ”monopoli”, maka pasti kita akan membahas juga penilaian seperti ”monopoli itu baik” atau ”monopoli itu jelek”.

Oleh : Richard A Bilas
 Buku : TEORI EKONOMI MIKRO
1984 "Penerbit Erlangga"
RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO
RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO




 

No comments:

Post a Comment