Teori ekonomi mikro atau ekonomi
mikro sering dinamakan teori harga (price theory). ”Mikro” berasal dari kata
Yunani mikros, artinya kecil. Ini sama sekali tidak berarti bahwa teori harga
itu ”keci1” atau teori yang tidak penting. Dalam beberapa buku literatur
ekonomi, teori ekonomi mikro sering mendapat perhatian yang lebih besar
daripada teori ekonomi makro. Secara gamblang mengandung arti pemecahan axau
disagregasi (disaggregation) dari variabel ekonomi mikro, seperti konsumsi,
investasi dan tabungan. Ekonomi mikro merljglaskan susunan (komposisi)
Untuk menghindari salah
pengertian, perlu dijelaskan bahwa dalam ekonomi mikro, kita membahas kumpulan
atau agregasi (aggregation). Misalnya kurva pennintaan, suatu bangun ekonomi mikro,
dalam banyak hal merupakan kumpulan kurva permintaan perseorangan. Tetapi
kumpulan atau agregat teori ekonomi mikro tidak membahas perilaku jumlah milyar
rupiah dari pengeluaran konsumen, investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah.
Semua ini termasuk bidang ekonomi makro.
Teori harga terutama membahas
arus barang dan jasa dari sektor perusahaan ke sektor rumah tangga, arus faktor
produksi dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan, susunan arusarus ini
dan terciptanya harga dari komponen arus-arus tersebut. Penyelidikan mengenai
arus ini menghasilkan definisi tradisional mengenai masalah ekonomi (economic
problem), yakni alokasi sumberdaya yang terbatas jumlahnya untuk tujuan tujuan
yang sifatnya alternatif. Ekonomi tak lain adalah usaha untuk memperoleh
kepuasan maksimum dari sumberdaya yang tersedia.
Tidak akan ada masalah ekonomi
jika sumberdaya itu bebas, artinya jika sumberdaya itu tidak mempunyai harga.
Mujurlah bagi ahli ekonomi, sumberdaya yang bebas hanya sedikit sekali. Kebanyakan
sumberdaya menuntut harga. Sumberdaya itu langka, tidak dalam arti bahwa
jumlahnya sedikit, tetapi sumberdaya itu tidak mencukupi kebutuhan dan
keinginan semua konsumen.
Tidak akan ada masalah ekonomi
juga, jika tujuan itu hanya satu. Dalam hal ini pemecahan masalah ekonomi hanya
merupakan masalah teknis saja. Misalnya, anggaplah bahwa kayu, air dan bahan
kimia yang diperlukan tersedia dalam jumlah yang cukup dan bahwa barangbarang tersebut
dipergunakan untuk menghasilkan' satu rol kertas koran dengan kwalitas yang
mengkilat sekali Maka masalah ini hanya memerlukan pengetahuan pembuatan kertas
saja, sehingga ahli teknik kertas dapat menyelesaikannya. Masalahnya bersifat
teknis. Tetapi anggaplah sekarang bahwa masalahnya adalah menghasilkan kertas
koran dengan kualitas terbaik. Terbaik, tidak hanya dalam arti mengkilat,
tetapi juga
daya rentang, tembus cahaya,
berat dan warna. Maka dalam hal ini tujuan tidak hanya satu. Sekarang ada beberapa
altematif atau pilihan (alternatives). Sebab untuk memperoleh daya rentang tertentu,
mungkin sekali kita harus mengorbankan sedikit mengkilatnya, atau untuk
memperoleh berat tertentu, kita harus mengorbankan ketembus-cahayaan yang
tinggi tingkatnya. Maka hasilnya, pemecahan masalah bukan lagi bersifat teknis
murni, tetapi kita harus memilih dan menilai. Misa.lnya berapakah tingkat
ketembus-cahayaan yang harus dikorbankan untuk memperoleh berat tertentu. Ini
merupakan masalah ekonomi.
Walaupun ekonomi itu sifat
dasarnya deduktif (teoretis) dan juga induktif (historis), namun teori harga,
sebagaimana tersimpul daii kata teori, mempergunakan ancangan deduktif (deductive
approach). Ini sama sekali tidak berarti bahwa ancangan historis (historical
approach) tidak berharga. Bobot sejarah dibandingkan dengan teori tergantung
dari masalah yang ditelaah. Buku ini sebagian besar membahas masalah bagaimana
kerjanya suatu sistem. Lebih khusus, kita akan mernbahas bagaimana kerjanya
ekonomi pasar. Ini adalah ilmu ekonomi positif (positive economics). Ilmu
Ekonomi positif membahas sebab dan akibat (cause and effect). Kita akan
membahas juga ilmu ekonomi normatif (normative exonomics), yang berhubungan
dengan masalah bagaimana menentukan sistem yang bekerja paling baik. Serzing
kali kita sukar membedakan dengan jelas antara ilmu ekonomi positif dengan ilmu
ekonomi normative, Misalnya, jika kita
menggunakan istilah ”monopoli”, maka pasti kita akan membahas juga penilaian
seperti ”monopoli itu baik” atau ”monopoli itu jelek”.
Oleh : Richard A Bilas
Buku : TEORI EKONOMI MIKRO
1984 "Penerbit Erlangga"
RUANG LINGKUP TEORI EKONOMI MIKRO |
No comments:
Post a Comment