Penyerbuan suku bangsa lainnya
Namun dengan kedatangan suku bangsa Hun, apa
yang telah dibangun selama itu menjadi porak poranda, tanah pertanian dan
pemukiman ditinggalkan. Kemudian suku bangsa Visigoth atau Wisigoth, melalui
Italia, tiba pula di tanah Gaule; mereka menduduki wilayah Midi pada tahun 412.
Suku bangsa Bourgonde demi menyelamatkan diri dari penyerangan kejam bangsa Hun
ke wilayah Nibelungen, meniggalkan wilayahnya dan bermukim di Gaule. Sejak 443
mereka menetap di dareah sekitar danau Léman, dan secara pelahan melebarkan
kekuasaan dan pengaruhnya ke arah Barat, Lyon, Franche-Comté, Bourgogne.
|
Ilustrasi bangsa Visigoth |
Bagi Gaule, kerajaan Romawi sudah
mulai lenyap sejak sebelum tahun 476. Selain Visigoth dan Bourgondes, suku
bangsa ketiga berikutnya yang menduduki Gaule adalah bangsa Saxon. Mereka datang melalui laut
selama abad 4 — 5 M; mereka menghancurkan daerah pantai selat la Manche dan
laut Utara, sedemikian rupa sehingga wilayah yang diserang ini disebut Iitus saxonicum. Bangsa Saxon juga
meninggalkan beberapa koloni di wilayah itu dan peninggalan mereka terlihat
dalam nama-nama kota di daerah Picardie dan Normandie.
Namun kemudian suku bangsa Saxon
ini dipanggil kerabatnya di Grande Great Britain (Inggris Raya) u_ntuk membantu
mereka dalam atau mengambi-alih wilayah-wilayah baru di Inggris (sekarang), dan
hal ini menguntungkan penduduk Gaule. Mereka yang tersisa, karena berlainan
bahasa dan budaya, menjadi kurang bergaul dengan penduduk setempat yang yang
sudah ada lebih dahulu. dan akhirnya mereka mengisolasi diri di semenanjung
Barat, yafig kurang penduduknya dan disebut selama kekuasaan Romawi sebagai
jazirah Armorica. Dengan bertahan dan bermukimnya mereka (Saxons-Bretons) ini
di daerah tersebut, maka akhirnya lama kelamaan daerah tersebut dinamai
Bretagne dari nama Breton, kerabat Saxon.
Suku Bangsa Francs
Invasi suku bangsa Frank
mengakibatkan terbentuknya perbatasan wilayah bahasa antara bahasa-bahasa
Germanik (bahasa Fiamand atau Vlaams, dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
bahasa Belanda) di satu sisi, dan di sisi lain, bahasa Perancis, yang tetap
masih bertahan sampai saat ini. Garis pemisah di antra kedua anak bahasa
tersebut terletak di wilayah Belgia sekarang dari Barat ke Timur.
Pada masa itu, di sebelah Utara
batas pemisah yang digunakan adalah bahasa Germanik, dan di luar wilayah
tersebut walaupun sebenarnya kolonisasi suku bangsa Frank sangat kuat kemudian,
namun pengaruh bahasa Germanik terasa masih sangat kental. Kota-kota di daerah Picardie,
Alsace dam Lorraine, menjadi bukti dari peninggaian bahasa Germanik;
sementara di wilayah ke Selatan nama kota berbau Germanik menjadi lebih
berkurang. Setelah kolonisasi Frank meiemah di wilayah tersebut, pengaruh
Germanik tetap masih terasa , khususnya di koloni-koloni militer. Sebaliknya,
di pusat-pusat kebudayaan yang utama, di semua kota besar masyarakat tetap
berbahasa Latin atau Celtik.
Demi alasan politik, raja Clovis
beruha mendekati kelompok gereja. Ketika ia dinobatkan menjadi raja, Clovis
masuk ke gereja Romawi/Roman, ia memperoleh dukungan dari penguasa Gallo-Roman
di dalam usahanya untuk mengambil aiih kekuasaan /kekuatan suku bangsa Visigoth
yang merupakan keturunan bangsa Arya. ltulah sebabnya ia masuk ke agama dan
gereja Katolik/ Kristen yang menggunakan bahasa Latin. Dengan demikian, suku
bangsa Frank menerima bahasa Latin sebagai bahasa gereja. Peristiwa ini merupakan
kemenangan bahasa ‘Roman. Selanjutnya raja-raja dinasti menghapuskan perbedaan
antara pemimpin militer yang berasal bangsa Frank dan kelashbangsawan berasal
dari Gallo-Roman.
Sejumlah besar kata yang berasal dari bahasa Frank masuk ke dalam bahasa
Perancis. Sebagian besar peristilahan militer menjadi bahasa Frank, misalnyat
ép/eu berasal dari speut yang sekarahg menjadi pique; broigne dari bahasa
Germanik brunnja (Jerman: brune). Demikian halnya kata-kata I’aIleu dan le fief berasal dari Germanik.
Tetapi yang paling mencolok
adalah adanya bilinguisme dalam terminologi politik dan administrasi, berkat
kerjasama antara petinggi militer Gallo-Roman, misalnya kata-kata seperti: roi,
duc, comte yang berasal dari bahasa Latin (pada zaman Mérovingien mereka masih
ragu antara comes (L.) yang dalam bahasa Perancis modern adalah comte, dan
grafio (G. graaf), maréchal (G. marhskalk "kepala divisi kavaleri),
sénéchal (siniskalk, kepala bagian rumahtangga) baron (sak/baro, "pegawai
bawahan seorang cornte bidang hukum) yang mewakili keluarga istana, la cour (L.
cohors) yang merupakan unsur tradisi Germanik.
Tradisi dan budaya hidup suku bangsa
Frank adalah pertanian dan peternakan, oleh karena itu banyak kata yang berasal
dari bahasa mereka yang tetap hidup meskipun mengalami perubahan, misalnyai la
gerbe (dari gerba), le blé dari blad = fruit de champ, dalam pertanian; dan
istilah kumpulan ternak dari bahasa Germanik: le folc dari folk atau le
herde dari herda. Kebiasaan memelihara tanaman terlihat dalam kata-kata
sbb: le jardin dan la haie. Beberapa nama tanaman pun berasal dari bahasa
Frank: l’aune, l’osier, le houx, le cresson, /e troéne, dsb. Dalam hal tanaman,
bangsa Frank akanmenggunakan istilah asli bagi tanaman yang banyak manfaatnya
bagi mereka.Demikian pula halnya dengan burung-burung yang lekat dengan
kehidupan mereka sehari-hari, nama aslinya dipertahankan: freux berasal dari
frok, la mésange dari meisinga, hanneton dari hano yang berarti ayam jantan.
Beberapa kata yang berkaitan pakaian juga berasal dari bahasa Franc: le frok dari hrokk,la poche dari
pokko, le gant dari wantu, /e feutre dari filtir
Bangsa Frank juga memiliki perbendaharaan
kata yang kaya untuk pengungkapan emosi, oleh karena itu dengan adanya
pergeseran bahasa Frank ke Latin masa Gallo-Roman secara progresif dan pasifis,
mereka tetap mempertahankan ‘istilah mereka, sejumlah < 400 kata Frankmasuk
ke bahasa erancis dalam bidang ini. Dengan supremasi wilayah Utara Perancis berhadapan
dengan wilayah Midi, maka sejumlah besar kata tentang ungkapan emosi ke
wilayah" selatan perancis. .
Selain itu, bahasa Frank juga
menyumbang beberapa suffiks ke dalam yang disebut bahasa Perancis modern, a.I:
-ard -ald > aud ... inc > -enc > an ...
Bahasa Frank juga mengubah sistim
fonetik, diwilayah Utara dan menyumbang beberapa konsonan.
Catatan:
Evolusi Bahasa Perancis terjadi
selama dinasti Mérovingien sampai pada dinasti Carolingien.
Daftar Pustaka:
Chaurand,Jacques.1969. Histoire
de la Langue Frangaise. PUF; coll. Que sais-je Paris.
Fischer, Steven Roger. 1999. A
History of Language. Reaktion Book. London.
Walter, Henriette. 1994. French
Inside Out. Routledge.2004. Robert Laffont; Paris.