Seiring dengan berbaurnya beragam
suk-u bangsa yang ada di tanah Gauie selama pendudukan Rumawi yang beratus
tahun lamanya ( Iebih 400 tahun), lama kelamaan terbentuk pulalah suatu
asimilasi bahasa yang bersifat parsial dan tidak terpadu. Namun, sebagai bahasa
resmi administrasi, bahasa Latin standar tetap merupakan bahasa pergaulan dan
akademik yang digunakan oleh masyarakat setempat dari kelas menengah, dan
knususnya kelas atas, yaitu kelas bangsawan yang menduduki posisi penting dalam
pemerinfiahan.
Demi mempertahankan prestise
mereka di mata pemerintahan Roma, maka mereka juga mengharuskan penduduk yang
juga kebetulan berasai dari pelbagai wilayah dengan bahasa yang saling berbeda
untuk berbahasa Latin. Dengan demikian keharusan menggunakan satu bahasa
vernacu/air atau bahasa yang digunakan sebagai media komunikasi secara umum,
menjadikan bahasa Latin memmki posisi yang kuat dan penting di seantero wilayah
Gaule pendudukan Romawi..
Di sisi Iain, proses penyesuaian
dan menjadikan (appropriating) bahasa Latin ke dalam diri mereka, inengaiami
pelbagai gejala, a.l perubahan bentuk kata atau pun perubahan pelafaian,
khususnya mereka yang tidak menggunakannya secara resmi. Maka terjadilah proses
pembentukan suatu bahasa baru yang bersifat << gado-gado » yang digunakan
dalam berkomunikasi secara umum, dan disebut Latin vulgaire. Seperti yang dikatakan A. Meillet (dalam W.
Walburg, 1946 :35) << Bahasa Latin
vulgaire menjadi suatu alat sederhana yang dapat digunakan oleh mereka dengan
latar belakang yang beragam dan kurang berpendidikan untuk keperluan apa saja
».
Kecendrungan lainnya yang muncui
seiama proses pembentukan bahasa Latin ini, antara lain, munculnya kebutuhan
akan ragam bahasa yang bersifat ekspressif. Selain itu, dengan menyurutriya
frekuensi penggunaan kata-kata tertentu dari bahasa setempat yang terdahuiu,
yang merupakan kata-kata yang sangat biasa dan sederhana, kemudian selama
proses pembauran, kata-kata tersebut digantikan oleh kata-kata yang sepadan
dari bahasa pendatang. Dengan proses pembauran dan pembaharuan di pelbbagai
aspek kehidupan ini, maka terjadi pulalah perkembangan kebudayaan yang bercorak
baru dan beragam yang membentuk suatu peradaban baru secara menyeluruh.
Tetapi faktor utama dari
berkembangnya bahasa Latin vulgaire ini terletak pada kenyataan bahwa sebuah
bahasa yang fleksional dan sangat khusus ini (yaitu bahasa Latin), diadopsi
oleh suatu masyarakat dengan tingkat kesadaran berbahasa yang sangat berbeda,
dan hanya secara samar dan tidak sepenuhnya mampu menangkap kehalusan bahasa
yang diadopsi tsb.
Dengan tercapainya suatu
tingkatan peradaban yang lebih tinggi pada suatu masyarakat, maka dalam bahasa
yang digunakan terjadi jugalah suatu proses pembentukan perbedaan gaya bahasa.
Bahasa sehari-hari, dengan segala kekurangannya, kurang mampu mengungkapkan
gagasan-gagasan baru ; di lain sisi, lahirjuga suatu gaya oahasa yang lebih
tarkendali atau halus.
Kondisi-kondisi tertentu yang
terjadi mempengaruhi proses evolusi pembentukan bahasa Latin yang bergerak atau
benransformasi itu. di tanah Gaule. V Bangsa Romawi (asli) sadar akan gejala
perubahan yang terjadi pada bahasa mereka dan yang rnelahirkan variasi-variasi
bahasanya. Cicéron menyebut bahasa rakyat ini dengan
istilah Quotidianus sermo atau rustico sermo; yang Iainnya memakai
istilah pedestris sermo, usualis sermo, rusticitas, dsb. Sermo berarti cara
mengungkapkan gagasan atau perasaan, suatu langage bukan langue. Gaya bahasa
yang digunakan Cicéron dalam karya-karya filosofisnya adalah sermo urbanus.
Dapatlah dikatakan bahwa sermo urbanus sangat konservatif atau sangat menjaga
hakekat bahasa aslinya. Memang ada modifikasi, tetapi jauh berbeda dari
perkembangan yang terjadi seperti dalam sermo vulgaris.
selanjutnya baca -->Dari Latin Vulgaire ke I »Ancien Frangais »
No comments:
Post a Comment