Saturday, February 9, 2013

Pembelajaran Kooperatif dan Pencapaian Prestasi Siswa


KELAS ILMU FISIKA Ibu Logan kacau balau. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil di tempat peralalan laboratorium mengisi segala macam dengan air dan kemudian mengetuknya untuk mengetahui bagaimana bei-bagai macam faktor memengaruhi suara. Satu kelompok telah menyiapkan sebaris botol yang identik dan menuangkan air dalam jumlah yang berbeda pada masing- masing botol sehingga jika botol-botol itu diketuk secara bergan- tian menimbulkan suara musik dengan skala yang kasar, "Jumlah air dalam bolol itulah inti dari semuanya," Salah sam anggota kelompok berkala pada Ibu Logan, dan teman satu rimnya meng- angguk menyetujui. Kelompok yang lain mempunyai botol dengan bentuk-bentuk yang aneh dan telah mengukur dengan cermat jumlah air supaya semuanya sama dalam tiap botol. ”Ketebalan dan bentuk botollah yang menyebabkan perbedaannya,” kata salah satu anggota kelompok. Kelompok lainnya bekerja dengan lebih kacau lagi, mengisi dan mengetuk botol-botol besar dan kecil, sempil dan lebar, Serta tebal dan tipis dengan jumlah air yang berbeda. Teori mereka liar dan bervariasi. Setelah melakukan per- cobaan selarna setengah jam, Ibu Logan mengumpulkan seluruh kelas bersama dan meminla anggota kelompok untuk menggam- barkan apa yang lelah mereka lakukan dan apa kesimpulan mereka. Para siswa dengan keras mempertahankan pendapai kelompok mereka. “lumlah airnya” “Bukan bentuk botolnya!" ”Tergantung pada seberapa keras kita mengetuk botol!” Ibu Logan menengahi percakapan itu tetapi membiarkan para siswa menyanggah gagasan kelompok lain dan memberikan argumen mereka sendiri


Hari berikutnya, Ibu Logan mengajar tentang suara. Dia menjelaskan bagaimana suara memengaruhi gelombang dalam air, dan bagairnana gelombang memengamhi gendang telinga untuk bergetar, mentransmisikan informasi suara ke otak, Dia meminta dua otang siswa maju ke depan kelas dengan sebuah Slinky (nama mainan) dan menggunakan Slinky itu untuk mengilustrasikan bagaimana gelombang suara berjalan. Dia menanyakan berbagai pertanyaan kepada para siswa, yang dilaku kan baik untuk melihat apakah mereka memahami dan juga untuk mempersiapkan mereka untuk masuk ke tahap berikutnya. Dia kemudian menjelaskan bagaimana gelombang suara dalam tabung menjadi lebih rendah nadanya apabila tabung semakin panjang. Untuk mengilustrasi- kan ini dia memainkan suling dan pikolo. Lampu pijar mulai bersinar di dalam benak para siswa, dan Ibu Logan dapak menge~ tahuinya dari mespons mereka atas pertanyaannya bahwa para siswa mulai mengerli idenya. Mereka kembali ke kelompoknya untuk mendiskusikan apa yang telah meleka pelajari dan mencoba untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap masalah botol tersebut.



Ketika para siswa masuk kelas pada hari ketiga pelajaran ten- tang suara, mereka sibuk membicarakan fema itu dengan perasa- an senang, Mereka bersegera menuju ke tempat peralatan labo- ratorium dan dengan tergesa-gesa mengisi dan mengetuk botol- botol untuk menguji teori-teori yang mereka temukan hari sebe- lumnya. Ibu Logan berjalan di antara kelompok-kelompok tersebu! dan mendengarkan percakapan mereka. "Bukan jumlah air, tetapi jumlah udara,” dia mendengar Salah satu murid berkata. "Bukan botnlnya, tetapi udaranya," kata siswa dari kelompok lain. Dia membantu satu kelompok yang masih kebingungan untuk menemukan jalur. Akhirnya Ibu Logan mengumpulkan seluruh kelas bersama untuk mendiskusikan penemuan meneka dan menyimpul- kannya. Wakl-wakil dari beberapa kelompok mendemonstrasikan beberapa percobaan yang telah rnereka lakukan unhlk menunjuk- kan bagaimana sebetulnya udara pada iiap botullah yang menentukan suara yang keluar,  

"Bagaimana kita bisa membual demonstrasi yang elegan bahwa hanya jumlah udaralah yang menentukan suara?" Tanya Ibu Logan. Para siswa saling berbicara di antara méreka, kemudian menem- patkan botol-botol mereka ke dalam sebuah percobaan. Mereka meletakkan sfebaris botol dengan ciri-ciri yang identik dengan air dalam jumlah yang berbeda. Lalu untuk menunjukkan bahwa udaralah, dan bukan air, yang jadi masalahnya, mereka memasuk- kan air dengan jumlah yang sama ke dalam botol-botol dengan ciri-ciri yang berbeda. jelas saja, dalam kedua macam percobaan itu semakin banyak udara yang tersisa dalam botol, semakin rendah suara yang ditimbulkan.



Ibu Logan mengakhiri periode ini dengan memberikan PR untuk membaca sebuah bab tentang suara dari sebuah buku teks. Dia mengatakan kepada para siswa bahwa mereka akan men- dapatkan kesempatan untuk bekerja bersama kelompok mereka untuk memastikan bahwa tiap anggota kelompok memahami segala sesuatu mengenai pelajaran tentang suara, dan selanjutnya akan ada kuis di mana para siswa secara sendiri-sendiri akan diminta memperlihatkan bahwa mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan baru mereka. Dia mengingatkan mereka bahwa kdompok mereka dapat menjadi “Tim Super” hanya apabila tiap orang  menguasai materi.



Bel berbunyi, dan para siswa berhamburan di lorong gedung sekolah, masih tems memhicarakan dengan antusias mengenai apa yang sudah mereka pelajari. Beberapa anak yang satu kelompok berjanji untuk saling menelpon malam ini untuk mempersiapkan belajar kelompok esok hari.

Memasuki hari keempat pelajaran tentang suara, Ibu Logan membagikan lembar-kegiatan yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan suara dan pendengaran, Kepada tiap tim dia membagjkan dua salinan dari lembar-kegiatan tersebut, dan mangingatkan para siswa agar bekerja sama untuk memastikan bahwa riap nrang dalam tim dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut, mempertahankan pemahaman mereka, dan pada akhirnya sampai pada konsensus. jika mereka menghadapi masalah, mereka memanggil Ibu Logan, ietapi dia hanya akan merespons jika ada empat tangan yang terangkat, yang menandakan bahwa semua anggota tim menghadapi masalah yang sama dan mereka sudah menccba menyelesaikannya sendiri.



Ketika semua tim bekerja mereka mencoba untuk memastikan bahwa masing-masing teman satu tim mempelajari. Mereka saling melempar kuis satu sama lain dan mendorong tiap anggota tim untuk menjelaskan pemahaman mereka pada saat itu, sehingga yang lainnya bisa membenarkan kesalah pahaman sekaligus mendapatkan keuntungan clari tiap proses berpikir anggota tim. Misalnya, Tim ”Fizziks” sedang berusaha menyeiesaikan pertanyaan tentang bagaimana suara merambat melalui subsiansi yang berbeda.



"Menurutku, suara bisa meramhat lebih cepat melalui udara daripada melalui air atau kayu, karena air dan kayu kan lebih padat,” Kata Jennifer. Matthew dan Rosa mengangguk setuju, tetapi Thomas tidak yakin.



"Aku tahu itu kedengarannya benar' katanya, "Tetapi, kalian ingat tidak, percobaan di mana mereka meletakkan jam di atas meja dan kalian bisa mendengar detaknya melalui kayu?" Rosa mengerutkan dahi, tetapi kemudian wajahnya jadi cerah, “Aku ingat sekarang! Dan ingat bagaimana orang Indian dan para pencari jejak meletakkan telinga mereka ke tanah atau dekat rel kereta untuk mendengarkan suara dari tempat yang sangat jauh?"



"OK, kalian semua benar, Ayo kita lihat soal berikutnya,” kata Matthew,



“Tidak secepat itu.” jemmifer keberatan. “Ayo kita pastikan kalau semuanya paham akan hal ini, Matthew, bisakah kamu tunjukkan bagaimana suara merambat melalui substansi yang berbeda?”



”Tentu. Kamu bisa mendengar jam bertedak melalui sebuah meja walaupun meja lebih padat dari air."



“Kurasa kau sudah dijalur yang benar," kata Thomas, ”tetapi mari kita kerjakan soal itu."



"Bagaimana kalau begini," tanya Rosa. “Suara merambat melalui substansi berbeda dalam kecepatan yang berbeda. Ia akan merambat lebih cepat melalui kayu, air, logam/'dan tanah daripada di udara. Apa itu membantumu Matthew?"



"Ya, aku paham,” katanya, ”5eperti gelombang suara bekerja lebih baik pada benda padat daripada di udara.”



"Bagus!" kata jennifer, “Aku yakin aku juga paham itu, (gelomhang suara bergerak sangat cepat pada benda padat dan air, telapi lambal di udara. Itulah sebabnya mengapa kita melihat seorang melempar bola lebih dulu baru mendengar suaranya."

”Kurasa kita benar-benar paham yang satu ini. Sekarang ayo lanjutkan,” kata Thomas.


Setelah semua tim menghabiskan sebagian besar waktu  pada periode im mempelajari lembar-kegiatan mereka, Ibu Logan meminta mereka melelakkan lembar-kegiatannya dan mengerjakan kuis tentang suara. Saat mengerjakan kuis_ para siswa tidak di perbolehkan untuk  saling rnembantu. Hari berikutnya, Ibu Logan mengumumkan skor tim dan memberikan serl-ifikat yang menarik bagi tim yang memenuhi standar keunggulan tertentu.


Tujuan yang paling panting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Sejak semula, penelitian mengenai pembelajaran kooperatif telah memperlihatkan bagaimana strategi ini bisa mengembangkan pencapaian yang bisa dibuai para siswa. Namun, penelitian ini juga memperlihatkan berbagai alasan bahwa pembelajaran kooperatif memang meningkatkan pencapaian dan yang paling penting, penelitian juga menunjukkan bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatifharus ada pada tempatnya jika menginginkan pengaruh dan pencapaian maksimal.


Kembali kefpada kelas Ibu Logan. Strategi yang mana yang dia gunakan yang lelah memberikan kontribusi terhadap pembelajaran siswa? Apakah kesempatan yang diberikannya kepada siswa untuk saljng berbagi proses berpikir mereka sewaktu mereka }nenemukan prinsip-prinsip suara? Apakah interaksi yang lebih terstruktur di dalam tim sewaktu mereka berusaha menyelesaikan tugas pada lembar-kegiatan? Apakah molivasi intrinsik yang membangkitkannya dengan membuat para siswa begitu tertafilĂ© mengenai suara? Apakah Ibu Logan bisa mendapatkan hasil yang sama hanya defngan mengatakan kepada para siswa untuk hekerja bersama, tanpa adanya ujian atau rekognisi tim? Apakah jawaban atas pertanyaan-perlanyaan ini tergantung nada tipe-tipe tujuan yang  ingin dicapai, penilaian yang digunakan, atau umur dan tingkat pencapaian para siswa? Semua pertanyaan ini dan pertanyaan pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan masalah ini telah dikaji dalam penelitian pembelajaran kooperatif yang akan disampaikan pada pembahasan selanjutnya…..

 di ambil dari buku "COOPERATIVE LEARNING, teori, riset dan praktik oleh Robert E Slavin"

COOPERATIVE LEARNING, teori, riset dan praktik oleh Robert E Slavin


No comments:

Post a Comment