KELAS ILMU
FISIKA Ibu Logan kacau balau. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
di tempat peralalan laboratorium mengisi segala macam dengan air dan kemudian
mengetuknya untuk mengetahui bagaimana bei-bagai macam faktor memengaruhi
suara. Satu kelompok telah menyiapkan sebaris botol yang identik dan menuangkan
air dalam jumlah yang berbeda pada masing- masing botol sehingga jika
botol-botol itu diketuk secara bergan- tian menimbulkan suara musik dengan
skala yang kasar, "Jumlah air dalam bolol itulah inti dari semuanya,"
Salah sam anggota kelompok berkala pada Ibu Logan, dan teman satu rimnya meng-
angguk menyetujui. Kelompok yang lain mempunyai botol dengan bentuk-bentuk yang
aneh dan telah mengukur dengan cermat jumlah air supaya semuanya sama dalam
tiap botol. ”Ketebalan dan bentuk botollah yang menyebabkan perbedaannya,” kata
salah satu anggota kelompok. Kelompok lainnya bekerja dengan lebih kacau lagi,
mengisi dan mengetuk botol-botol besar dan kecil, sempil dan lebar, Serta tebal
dan tipis dengan jumlah air yang berbeda. Teori mereka liar dan bervariasi.
Setelah melakukan per- cobaan selarna setengah jam, Ibu Logan mengumpulkan
seluruh kelas bersama dan meminla anggota kelompok untuk menggam- barkan apa
yang lelah mereka lakukan dan apa kesimpulan mereka. Para siswa dengan keras
mempertahankan pendapai kelompok mereka. “lumlah airnya” “Bukan bentuk
botolnya!" ”Tergantung pada seberapa keras kita mengetuk botol!” Ibu Logan
menengahi percakapan itu tetapi membiarkan para siswa menyanggah gagasan
kelompok lain dan memberikan argumen mereka sendiri
Hari
berikutnya, Ibu Logan mengajar tentang suara. Dia menjelaskan bagaimana suara
memengaruhi gelombang dalam air, dan bagairnana gelombang memengamhi gendang
telinga untuk bergetar, mentransmisikan informasi suara ke otak, Dia meminta
dua otang siswa maju ke depan kelas dengan sebuah Slinky (nama mainan) dan
menggunakan Slinky itu untuk mengilustrasikan bagaimana gelombang suara
berjalan. Dia menanyakan berbagai pertanyaan kepada para siswa, yang dilaku kan
baik untuk melihat apakah mereka memahami dan juga untuk mempersiapkan mereka
untuk masuk ke tahap berikutnya. Dia kemudian menjelaskan bagaimana gelombang
suara dalam tabung menjadi lebih rendah nadanya apabila tabung semakin panjang.
Untuk mengilustrasi- kan ini dia memainkan suling dan pikolo. Lampu pijar mulai
bersinar di dalam benak para siswa, dan Ibu Logan dapak menge~ tahuinya dari
mespons mereka atas pertanyaannya bahwa para siswa mulai mengerli idenya.
Mereka kembali ke kelompoknya untuk mendiskusikan apa yang telah meleka
pelajari dan mencoba untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap masalah
botol tersebut.
Ketika para
siswa masuk kelas pada hari ketiga pelajaran ten- tang suara, mereka sibuk
membicarakan fema itu dengan perasa- an senang, Mereka bersegera menuju ke
tempat peralatan labo- ratorium dan dengan tergesa-gesa mengisi dan mengetuk
botol- botol untuk menguji teori-teori yang mereka temukan hari sebe- lumnya.
Ibu Logan berjalan di antara kelompok-kelompok tersebu! dan mendengarkan
percakapan mereka. "Bukan jumlah air, tetapi jumlah udara,” dia mendengar
Salah satu murid berkata. "Bukan botnlnya, tetapi udaranya," kata
siswa dari kelompok lain. Dia membantu satu kelompok yang masih kebingungan
untuk menemukan jalur. Akhirnya Ibu Logan mengumpulkan seluruh kelas bersama
untuk mendiskusikan penemuan meneka dan menyimpul- kannya. Wakl-wakil dari
beberapa kelompok mendemonstrasikan beberapa percobaan yang telah rnereka
lakukan unhlk menunjuk- kan bagaimana sebetulnya udara pada iiap botullah yang
menentukan suara yang keluar,
"Bagaimana
kita bisa membual demonstrasi yang elegan bahwa hanya jumlah udaralah yang
menentukan suara?" Tanya Ibu Logan. Para siswa saling berbicara di antara
méreka, kemudian menem- patkan botol-botol mereka ke dalam sebuah percobaan.
Mereka meletakkan sfebaris botol dengan ciri-ciri yang identik dengan air dalam
jumlah yang berbeda. Lalu untuk menunjukkan bahwa udaralah, dan bukan air, yang
jadi masalahnya, mereka memasuk- kan air dengan jumlah yang sama ke dalam
botol-botol dengan ciri-ciri yang berbeda. jelas saja, dalam kedua macam
percobaan itu semakin banyak udara yang tersisa dalam botol, semakin rendah
suara yang ditimbulkan.
Ibu Logan
mengakhiri periode ini dengan memberikan PR untuk membaca sebuah bab tentang
suara dari sebuah buku teks. Dia mengatakan kepada para siswa bahwa mereka akan
men- dapatkan kesempatan untuk bekerja bersama kelompok mereka untuk memastikan
bahwa tiap anggota kelompok memahami segala sesuatu mengenai pelajaran tentang
suara, dan selanjutnya akan ada kuis di mana para siswa secara sendiri-sendiri
akan diminta memperlihatkan bahwa mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan baru
mereka. Dia mengingatkan mereka bahwa kdompok mereka dapat menjadi “Tim Super”
hanya apabila tiap orang menguasai
materi.
Bel berbunyi,
dan para siswa berhamburan di lorong gedung sekolah, masih tems memhicarakan
dengan antusias mengenai apa yang sudah mereka pelajari. Beberapa anak yang
satu kelompok berjanji untuk saling menelpon malam ini untuk mempersiapkan
belajar kelompok esok hari.
Memasuki hari
keempat pelajaran tentang suara, Ibu Logan membagikan lembar-kegiatan yang
berisi pertanyaan yang berhubungan dengan suara dan pendengaran, Kepada tiap
tim dia membagjkan dua salinan dari lembar-kegiatan tersebut, dan mangingatkan
para siswa agar bekerja sama untuk memastikan bahwa riap nrang dalam tim dapat
menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut, mempertahankan pemahaman mereka, dan
pada akhirnya sampai pada konsensus. jika mereka menghadapi masalah, mereka
memanggil Ibu Logan, ietapi dia hanya akan merespons jika ada empat tangan yang
terangkat, yang menandakan bahwa semua anggota tim menghadapi masalah yang sama
dan mereka sudah menccba menyelesaikannya sendiri.
Ketika semua
tim bekerja mereka mencoba untuk memastikan bahwa masing-masing teman satu tim
mempelajari. Mereka saling melempar kuis satu sama lain dan mendorong tiap
anggota tim untuk menjelaskan pemahaman mereka pada saat itu, sehingga yang
lainnya bisa membenarkan kesalah pahaman sekaligus mendapatkan keuntungan clari
tiap proses berpikir anggota tim. Misalnya, Tim ”Fizziks” sedang berusaha
menyeiesaikan pertanyaan tentang bagaimana suara merambat melalui subsiansi
yang berbeda.
"Menurutku,
suara bisa meramhat lebih cepat melalui udara daripada melalui air atau kayu,
karena air dan kayu kan lebih padat,” Kata Jennifer. Matthew dan Rosa
mengangguk setuju, tetapi Thomas tidak yakin.
"Aku
tahu itu kedengarannya benar' katanya, "Tetapi, kalian ingat tidak,
percobaan di mana mereka meletakkan jam di atas meja dan kalian bisa mendengar
detaknya melalui kayu?" Rosa mengerutkan dahi, tetapi kemudian wajahnya
jadi cerah, “Aku ingat sekarang! Dan ingat bagaimana orang Indian dan para
pencari jejak meletakkan telinga mereka ke tanah atau dekat rel kereta untuk
mendengarkan suara dari tempat yang sangat jauh?"
"OK, kalian semua benar, Ayo kita lihat soal
berikutnya,” kata Matthew,
“Tidak secepat
itu.” jemmifer keberatan. “Ayo kita pastikan kalau semuanya paham akan hal ini,
Matthew, bisakah kamu tunjukkan bagaimana suara merambat melalui substansi yang
berbeda?”
”Tentu. Kamu
bisa mendengar jam bertedak melalui sebuah meja walaupun meja lebih padat dari
air."
“Kurasa kau sudah dijalur yang benar," kata Thomas,
”tetapi mari kita kerjakan soal itu."
"Bagaimana
kalau begini," tanya Rosa. “Suara merambat melalui substansi berbeda dalam
kecepatan yang berbeda. Ia akan merambat lebih cepat melalui kayu, air,
logam/'dan tanah daripada di udara. Apa itu membantumu Matthew?"
"Ya, aku
paham,” katanya, ”5eperti gelombang suara bekerja lebih baik pada benda padat
daripada di udara.”
"Bagus!"
kata jennifer, “Aku yakin aku juga paham itu, (gelomhang suara bergerak sangat
cepat pada benda padat dan air, telapi lambal di udara. Itulah sebabnya mengapa
kita melihat seorang melempar bola lebih dulu baru mendengar suaranya."
”Kurasa kita benar-benar paham yang satu ini. Sekarang ayo
lanjutkan,” kata Thomas.
Setelah semua
tim menghabiskan sebagian besar waktu
pada periode im mempelajari lembar-kegiatan mereka, Ibu Logan meminta
mereka melelakkan lembar-kegiatannya dan mengerjakan kuis tentang suara. Saat
mengerjakan kuis_ para siswa tidak di perbolehkan untuk saling rnembantu. Hari berikutnya, Ibu Logan
mengumumkan skor tim dan memberikan serl-ifikat yang menarik bagi tim yang
memenuhi standar keunggulan tertentu.
Tujuan yang
paling panting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa
pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa
menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Sejak
semula, penelitian mengenai pembelajaran kooperatif telah memperlihatkan
bagaimana strategi ini bisa mengembangkan pencapaian yang bisa dibuai para
siswa. Namun, penelitian ini juga memperlihatkan berbagai alasan bahwa
pembelajaran kooperatif memang meningkatkan pencapaian dan yang paling penting,
penelitian juga menunjukkan bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatifharus ada
pada tempatnya jika menginginkan pengaruh dan pencapaian maksimal.
di ambil dari buku "COOPERATIVE LEARNING, teori, riset dan praktik oleh Robert E Slavin"
Lanjut baca ---- APA YANG MEMBUAT KELOMPOK KERJABERJALAN?
No comments:
Post a Comment