Monday, February 18, 2013

Sumber Sejarah : Jejak Masa Lalu

Syarat mutlak untuk melukiskan kehidupan manusia di masa lalu ialah ketersediaan sumber sejarah. Tanpa sumben tulisan yang dihasilkan itu bukan merupakan karya sejarah. Bila suatu karya yang menggambarkan tentang kehidupan masa lalu tanpa didasari oleh sumber melainkan hasil imajinasi sang penulisnya semata, maka ia merupakan karya sastra. Penggunaan sumber inilah yang membedakan karya seiarah dengan karya sastra, Tetapi tidak berarti bahwa pembedaan dua jenis karya tersebut berlaku secara kaku dalam arti bahwa karya sejarah hanya semata-mata mengandalkan sumber sejarah tanpa menggunakan imajinasi sebagai dasar untuk merangkai kata-kata, sehingga terbentuklah karya sejarah. 

lmajinasi sangat penting dalam menghadirkan kembali masa lalu di tengah kehidupan kita dalam bentuk cerita sejarah. Tanpa imajinasi, masa Ialu yang dilukiskan tidak akan menjadi "hidup“. Hal ini terkait dengan pengertian sejarah sebagai kisah tentang masa Ialu. Memang masa lalu dari perspektif peristiwa hanya terjadi satu kali dan tidak akan pernah terulang kembali dalam waktu, tempat, dan pelaku yang sama, Tetapi, sejarah dalam arti sebagai kisah mungkin saja berulang. Artinya, alur atau jalannya peristiwa tampak sama antara satu perisriwa dengan peristiwa lainnya dalam waktu yang berbeda. 

Sebut saja kisah sejarah Ken Arok, pendiri Dinasti Singosari saat ia hendak menjadi raja, maka ia berupaya menyingkirkan  Tunggul Amatung yang pada saat itu menjahat sebagai Bupati Tumapel. Karena keinginan untuk mendapatkan posisi penting itu, Ken Arok kemudian memesan sebuah keris kepada Mpu Gandring. Konon dalam tradisi lisan masyarakat Jawa, bahwa sebelum keris itu selesai dibuat, Ken Arok sudah datang kepada Mpu Gandring untuk mengambilnya sekalipun proses pembuatannya belum selesai. Setelah diambil paksa, keris itu pertama kali dicoba digunakan oleh Ken Arok untuk membunuh pembuatnya. Dalam waktu seketika, Mpu Gandring pun tewas. Keris inilah yang digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung, dan akhirnya ia herhasil menjadi seorang penguasa dan mendirikan kerajaan Singosari, 
Sumber Sejarah : Jejak Masa Lalu, singosari

Peristiwa iersebut memang hanya terjadi satu kali, tetapi tampak berulang alur ceritanya pada waktu yang berbeda, Setelah Anusapari, putra Tunggul Ametung dengan Kendedes (sebelum menikah dengan Ken Arok), menginjak usia dewasa ingin menjadi raja. Untuk mewujudkan keinginannya, ia kemudian membunuh Ken Arok (mengunakan Keris Mpu Gandring). Demikian seterusnya, Toh Jaya, putra Ken Arek dengan Kendedes, membunuh Anusapati dengan menggunakan juga keris yang sama.  
Hikmah yang dapat diambil dari rentetan peristiwa itu ialah bahwa dalam sejarah Singosari (dan kerajaan-kerajaan di Jawa pada umumnya), peristiwa pembunuhan atau kudeta (dalam arti menurunkan penguasa yang sah secara paksa, misalnya dengan cara-cara koersif atau kekerasan) mengalami pengulangan. 

Terjadinya pengulangan dan ketidakberulangan dalam sejarah membawa pemikiran kita pada argumen sosiolog Belanda W F. Wertheim (1959:viii), bahwa “human History is a constant interaction of repetition and novelty The repetition ever appearing in a new garment and the novelty ever fir for a reperitionai scheme” Menurutnya, sejarah merupakan suatu interaksi (interaction) konstan dari pengulangan (repetition) dan pembaruan (novelty). Pengulangan itu bisa tampak dalam wajah baru dan pembaruan kadang merupakan suatu skema pengulangan. Hal ini dapat dilihat pada peristiwa pembunuhan demi pembunuhan yang terjadi di kerajaan Singosari.  

Berdasarkan pada hal tersebut, jelas bahwa upaya merekonstruksi masa lalu dalam bentuk kisah sejarah, merupakan hal yang sangat panting dalam menapak kehidupan hari ini dan di masa yang akan datang. Atas dasar itulah, pekerjaan seorang sejarawan bukan hanya semata berbicara tentang masa lalu dan ia berhenti setelah selesai melakukan pekerjaannya, seakan sejarah adalah masa lalu semata. Lebih dari itu, rekonstruksi perisriwa sejarah diharapkan dapat menjadi pedaman (guide) bagi generasi sekarang dalam melakoni kehidupannya. Pentingnya pengetahuan tentang masa Ialu, maka penulisan sejarah menjadi hal mutlak yang harus dilakukan untuk memahami jati diri suatu bangsa.  


PENGANTAR ILMU SEJARAH,   OLEH ABDUL RAHMAN HAMID & MUHAMMAD SALEH MAJID
di ambil dari buku : PENGANTAR ILMU SEJARAH, 
OLEH ABDUL RAHMAN HAMID & MUHAMMAD SALEH MAJID

 

No comments:

Post a Comment