Saturday, March 23, 2013

Taktik Mencari Kerja



Oleh: Zein Ahmad

Beberapa waktu yang lalu disebuah Surat kabar ibu kota memuat berita bahwa, kebanyakan pemuda yang telah menempuh latihan di Balai Latihan Kerja atau yang mendapat ijazah keterampilan ternyata belum mendapat pekeljaan. Salah satu sebabnya ialah karena kurangnya motivasi (daya juang) dan pemuda tersebut. Selain itu, menurut pengamatan disebabkan taktik mereka dalam mancari pekerjaan terlalu sederhana. Umumnya mereka mencari pekerjaan melalui iklan di surat khabar, kernudian mengirim lamaran lewat Pos. Sesudah itu sang pemuda berbaring di kamamya mendengar music dan melamun atau membayangkan kalau lamarannya diterima. Hari berganti hari menanti balasan lamaran, kalau tak ada balasan mereka itu membaca  iklan dan lagi dan mengulang pengalamannya yang sama. Bila tetap tidak ada jawaban, mereka menganggap memang sudah menjadi nasibnya sebagai pengangguran.

Taktik Mencari Kerja
Taktik Mencari Kerja

Dalam dunia yang semakin keras persaingannya, Cara-cara demikian boleh saja dilakukan oleh mereka yang mempunyai keterampilan khusus dengan pengalaman yang meyakinkan. Jadi mereka dalam posisi yang baik untuk “jual mahal”. Tetap bagi mereka yang posisinya “lemah”, karena tidak mempunyai keterampilan yang khusus, Cara mencari pekerjaan haruslah lebih kreatif dan perlu ada “seni”-nya.

Ada saja yang membela diri dengan mengatakan “Ah, semua sekarang mesti pakai uang pelicin”. Mungkin hal tersebut benar, namun tidak seluruhnya demikian. Masih banyak orang yang mendapatkan kerja karena kesungguhan dan kreatifitas mereka. Bahwa hal itu memerlukan pengorbanan moril dan material, tentu menjadi risiko setiap pekerjaan. Kalau secara material kita kurang, maka lumrahlah bila kita harus berkorban secara moril lebih besar.

Kalau kita berasal dari keluarga tidak mampu, kemudian kita hanya rnampu membayar separuh uang sekolah, dan bila suatu hari guru kita berkata: “Kamu harus tahu diri dan belajar yang giat, sebab kamu sudah dapat keistimewaan. ” Kata-kata tersebut haruslah dipandang sebagai bagian dari pengorbanan moril untuk mencapai suatu cita-cita. “Harga” demikian itu harus diterima sebagai kewajaran, bukan penghinaan. Masalahnya, tentu tidak semua teman kita “kuat” menghadapi hal demikian. Tetapi bagaimanapun, bagi yang ingin maju tidak perlu ambil pusing. Demikian pula halnya dalam mencari kerja. Kalau suatu hari petugas Satpam dari sebuah Instansi mengusir kita dari halaman sebuah kantor, hendaklah diterima sebagai pengalaman manis.
Di sebuah surat kabar pernah pula dikisahkan seorang bekas Ratu Kecantikan Indonesia pada tahun tujuh puluhan, karena telah bercerai dengan suaminya, ia terpaksa ke luar masuk kantor untuk melamar pekerjaan guna menghidupi diri dan anaknya. ia berjalan dari satu emperan ke ernperan lain, di bawah panas matahari sampai berrninggu-minggu. Kalau seorang Ratu Kecantikan rnempunyai pengalaman demikian, maka apalah artinya kita yang “biasa-biasa" ini dalam dunia yang makin keras ? Karena itu adalah lumrah, kalau kita yang biasa-biasa ini meningkatkan motivasi dan menyusun taktik  yang jitu dalam mencari kelja dan mencapai apa pun dalam hidup ini.
oleh : Zein Achmad Dkk
dari buku membangun prikologi kerja dan aplikasi etika Profesi 
Pengertian Psikologi
taktik mencari kerja

No comments:

Post a Comment