Secara terminologi
Technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata, yakni 'teknologi'
dan 'enterpreneurship Secara umum, kata ‘teknologi’ digunakan untuk merujuk
pada penerapan praktis ihnu pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka
pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan alat-alat, untuk mengembangkan
kéahlian dan mengolah materi guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan kata
‘entrepreneurship’ berasal dari kata entrepreneur yang merujuk pada seseorang
atau agen yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian rnenanggung resiko
dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan Cara
mengidentifikasi peluang yang ada (Zimmerer & Scarborough, 2008).
Add caption |
Technopreneurship merupakan
proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya
dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa
menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi
nasional. Technology Entrepreneurship atau yang biasa dikenal dengan technopreneurship
rnerupakan bagian dari entrepreneurshzp yang menekankan pada faktor teknologi,
yaitu kemampuan ilrnu pengetahuan dan teknologi dalam proses usaha bisnisnya.
Kewirausahaan dalam bidang
teknologi sebagian besar dihasilkan dari sinergi antara pemilik ide kreatif
(technopreneur) yang pada umurrmya berafiliasi dengan berbagai pusat riset dan
perguruan tinggi dengan penyedia modal yang akan di gunakan dalam bisnisnya.
Dalam technopreneurship terdapat
dua Lmsur penting yang menunjang berlakunya technopreneurship. Pertama, adanya
teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kedua, teknologi tersebut
dapat menghasilkan profit atau mendatangkan keuntungan.
Konsep technopreneurship
sebagaimana diungkapkan di atas pada dasarnya mengintegrasikan antara teknologi
dan keterarnpilan kewirausahaan (enterpreneurship skills). Dalam konsep
technopreneurship ini, basis pengembangan kewirausahaan bertitik tolak dari
adanya invensi dan inovasi dalam bidang teknologi. Teknologi yang dipahami
dalam konteks ini tidak sekadar teknologi berupa highntéch, tetapi tentu saja
tidak selalu hams teknis. Teknologi hanya dideiinisikan sebagai aplikasi
pengetahuan pada kerja orang (human work). Dengan demikian akuntansi, ekonomi
order quantity, pemasaran secara lisan, dan mentoring yang dirumuskan dengan
baik pada dasarnya teknologi juga.
Ruang Lingkup Technopreneurship
Beberapa tahun terakhir ini,
istilah technoprenuership kerap sekali kita jumpai di berbagai media, baik
media cetak maupun media elektronik. Buku-buku yang menggunakan istilah ini
sudah banyak bermunculan. Bahkan, ada beberapa universitas yang mulai
menawarkan technoprenuershzp sebagai program Studi dan membuka program master.
Salah satu universitas di Asia yang menawarkan Master Degree Program in
Technopreneurship adalah Universitas
Teknologi Nanyang (Nanyang
Technological University - NTU) Singapura. NTU bahkan memiliki pusat Studi
khusus untuk bidang ini yang dikenal dengan nama Nanyang Technopreneurship
Center (NTC).
Dalam Wacana nasional, istilah
Technopreneurshzp lebih mengacu pada pemanfaatan teknologi informasi untuk
pengembangan Wirausaha. Berbeda dengan pengertian pertama di atas, jenis
wirausaha dalam pengertian technopreneurship di sini tidak dibatasi pada
wirausaha teknologi informasi, namun segala jenis usaha, seperti usaha meubel,
restaurant, super market ataupun kerajinan tangan, batik dan perak. Penggunaan
teknologi informasi yang dimalcsudkan di sini adalah pemakaian internet untuk
memasarkan produk seperti dalam perdagangan online (e-Commerce).
Technopreneurship diAsia
Jika kita menengok dua-tiga
dekade yang lalu, sebut saja Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura masih
digolongkan sebagai negara berkembang. Sekarang negara-negara ini telah menj
adi negara maj u dengan perekonomian yang didasarkan pada industri teknologi.
Perkembangan Korea diawali dengan industri tradisional kemudian diikuti oleh
industri semikonduktor. Sedangkan Singapura memiliki kontrak di bidang elektronik
dengan perusahaan-penlsahaan barat yang kemudian diikuti juga oleh manufktur
semikonduktor. Taiwan terkenal dengan industry asesoris Komputer Pribadi (PC).
Rahasia lain yang membuat perkembangan negara-negara ini melejit adalah adanya
inovasi.
Inovasi di bidang Teknologi
Informasi inilah yang juga membuat India berkembang dan menj adi incaran
industri dunia barat, baik bagi outsourcing maupun penanaman modal. Contoh
teknologi yang dikembangkan oleh India adalah sebuah Handheld PC yang disebut
sebagai Simputer.
Simputer dikembangkan untuk pen
gguna pemula yang dari sisi finansial merupakan pengguna kelas menengah ke
bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis ARM yang murah dan
menggunakan Sistem Operasi berbasis opensource. Harga di pasaran adalah sekitar
$200.
Inovasi India yang luar biasa
datang dari perusahaan Shyam Telelink Ltd. Shyam Telelink memperlengkapi becak
dengan telefon CDMA yang berkelcuatan 175 baterai. Becak inipun diperlengkapi
juga dengan mesin pembayaran otomatis. Penumpang becak bisa menelepon. Tarif
yang dikenakan sekitar 1.2 rupee per 20 menit. Lalu perusahaan ini
mempekerjakan orang yang tidak memiliki keahlian untuk mengemudikan becak. Upah
para pengemudi becak tidak didasarkan pada gaji yang tetap, namun berupa komisi
sebesar 20% dari tiap tarif telefon yang diperoleh (Wreless week, 2003).
Di Filipina, perusahaan telefon
SMART mengembangkan metode untuk melayani transfer pengiriman uang dari para
pekerja Filipina yang bekerja di luar negeri melalui telefon seluler dengan
SMS. Menurut laporan Asian Development Bank (ADB), SMART dapat meraup sekitar
US $14 - 21 triliun per tahunnya dari biaya transfer program ini.
China mengikuti jejak yang sama.
Perusahaan-perusahaan China mulai menunjukkan kipralmya di dunia internasional.
Akuisisi IBM oleh pelusahaan China Lenovo di tahun 2004 dan akuisisi perusahaan
televisi Perancis Thomson oleh Guangdong membuktikan bahwa technoprenuership di
China semakin kukuh. Studi Posadas menunjukkan bahwa technopreneurshrp di Asia
berkembang disebabkan oleh beberapa hal. Peitama, faktor inovasi yang
diinsiprasikan oleh Silicon Valley. Jika revolusi industri Amerika di abad
ke-20 yang lalu dipicu oleh inovasi yang tiada henti dari Silicon Valley,
negara-negara Asia berlomba untuk membangun Silicon Valley mereka sendiri
dengan karakteristik dan lokalitas yang mereka miliki.
Kedua, inovasi yang dibuat
tersebut diarahkan untuk melepaskan diri dari ketergantungan dunia barat.
Sebagian besar teknologi yang diciptakan oleh dunia Barat diperuntukkan bagi
kalangan atas atau orang/instansi/perusahaan yang kaya dan menciptakan
ketergantungan pemakaiannya. Sementara itu, sebagian besar masyarakat (baca
pasar) Asia belum mampu memenuhi kriteria pasar teknologi barat tersebut. Masih
banyak masyarakat Asia yang memiliki penghasilan di bawah $1 per hari, sehingga
mereka tidak memiliki akses ke teknologi yang diciptakan oleh dunia Barat. lni
merupakan peluang yang besar bagi para teknopreneur untuk berinovasi dalam
menciptakan sebuah produk teknologi yang menjangkau masyarakat marginal.
Sumber: diambil dari buku ENTREPRENEURSHIP
OLEH DR. SYAHRIAL YUSUF ,M.M
Nikmatnya Menjadi Pengusaha |
No comments:
Post a Comment